ADB apresiasi program SPM Dikdas Kulon Progo

id SPM Dikdas Kulon Progo

Kulon Progo (Antara Jogja) - Bank Pembangunan Asia mengapresiasi program peningkatan kapasitas standar pelayanan minimal pendidikan dasar di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang mengalami kemajuan luar biasa selama tiga tahun terakhir.

"Mengunjungi banyak kabupaten, baik lewat kunjungan langsung maupun workshop regional, yang saya senang sekali adalah Kulon Progo termasuk yang sangat," kata Indonesia Resident Mission Bank Pembangunan Asia (ADB) Sutarum Wiryono di Kulon Progo, Senin.

Ia mengatakan sebelum merancang program, ADB dan Uni Eropa, memilih kabupaten/kota yang dipilih sebagai partner yang untuk kerja sama dalam peningkatan standar pelayanan minimal (SPM), tidak lebih dari 110 kabupaten/kota atau 20 persen dari 550 kabupaten/ kota se Indonesia, dari 16 provinsi.

"Dipilih di DIY karena perlu model, di mana fasilitas fiskal rendah, usaha untuk menaikkan mutu pendidikan itu tinggi," kata Sutarum.

Ia melihat bagaimana proses dialog, diskusi awal, bahkan seluruh pemangku kepentingan luar biasa. Dari hasil ini minimal naik satu indikator. Ke depan, indikator SPM bisa berubah. Tidak sepenuhnya indikator seperti ini.

Kalau sudah dipenuhi, maka akan ditingkatkan lagi sesuai tantangan yang dihadapi. Dari tahun ke tahun akan berubah. Tetapi yang penting, metodologi yang akan dilakukan, dilatihkan selama tiga tahun terakhir.

"Bagaimana mengukur SPM, bagaimana menganalisis, merumuskan kebijakan, bagaimana menghitung kebutuhan dana, berapa gapnya, dan seterusnya bagaimana menuangkan dalam bentuk kebijakan daerah. Itulah ilmu yang sesungguhnya disitu," kata Sutarum.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengaku sangat senang mendengar roadmap dari SPM untuk bisa mencapai 100 persen. Kalau SPM tidak tercapai, generasi kita tidak mencapai mutu yang baik. Bupati sangat berharap sekali generasi penerus jadi generasi emas.

Bupati juga bersyukur, di DIY ada yang diberikan bantuan, untuk yang model semangatnya tinggi dengan fiskal yang terbatas. Disampaikan juga, disatu sisi harus profesional, disatu sisi juga SPM harus terpenuhi.

"Semua harus terukur dengan baik, apa hasilnya, apa impactnya, outputnya, outcomenya, itu kalau SPM-nya tidak bagus, maka seperti mesin, mesinnya tidak standar.Oleh karena itu, SPM itu harus," kata Hasto.



(U.KR-STR)