Yogyakarta, (Antara Jogja) - Kota Yogyakarta optimistis mampu mempertahankan penghargaan tertinggi Kota Sehat, Swasti Sabha Wistara untuk keenam kalinya secara berturut-turut pada tahun ini sejak menyandang predikat tersebut pada 2007.
"Penilaian lapangan akan dilakukan pada Rabu (20/9). Kami mengajukan 17 lokasi penilaian untuk tujuh kategori penilaian. Semua lokasi merupakan usulan dari masyarakat, bukan ditunjuk Pemerintah Kota Yogyakarta," kata Sekretaris Tim Pembina Kota Sehat Eny Dwiniarsih di Yogyakarta, Selasa.
Eny menyebutkan kategori penilaian yang ditetapkan pemerintah pusat untuk Kota Sehat seharusnya berjumlah sembilan tatanan, namun di Kota Yogyakarta tidak ada kategori untuk hutan dan tambang sehingga tersisa tujuh tatanan saja.
"Setiap wilayah memiliki keunggulan masing-masing dan akan mengikuti penilaian sesuai kategori unggulannya," katanya.
Sebelumnya, lanjut dia, terdapat 44 wilayah yang mengajukan diri untuk dijadikan sebagai lokasi penilaian Kota Sehat 2017. Namun, setelah dilakukan seleksi hanya menyisakan 17 wilayah yang kemudian diajukan ke pusat untuk dinilai.
Kategori penilaian Kota Sehat di antaranya meliputi permukiman dan sarana prasarana umum, lalu lintas dan transportasi, industri, pariwisata, ketahanan pangan, kehidupan masyarakat sehat dan mandiri, serta kehidupan sosial yang sehat.
Ketua Forum Kota Sehat Kota Yogyakarta Hadi Prabowo mengatakan verifikasi atau penilaian di lapangan akan dilakukan oleh tim terpadu yang tidak hanya berasal dari Kementerian Kesehatan saja, tetapi juga melibatkan kementerian lain yang terkait.
"Dari informasi awal, hanya ada 16 kota dan kabupaten se Indonesia yang akan dinilai secara langsung di lapangan oleh tim penilai Kota Sehat," katanya.
Sejumlah wilayah di Kota Yogyakarta yang akan dinilai di antaranya adalah industri pembuatan tahu di Wirobrajan untuk kategori permukiman dan sarana prasarana umum sehat.
"Tim akan melakukan penilaian terhadap kondisi instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Apakah IPAL tersebut bisa mengendalikan pencemaran di lingkungan atau tidak," katanya.
Sedangkan untuk kategori lalu lintas dan transportasi akan dilakukan penilaian terhadap Taman Lalu Lintas di kompleks Terminal Giwangan Yogyakarta, serta parkir bertingkat di Abu Bakar Ali.
Untuk kategori pariwisata sehat akan dilakukan penilaian terhadap Kampung Flori di Rejowinangun, dan ketahanan pangan dilakukan penilaian terhadap Rumah Pemotongan Hewan Giwangan.
"Semua wilayah memiliki keunggulan. Bahkan, tim penilai terkadang membutuhkan data tambahan karena hasil verifikasi di lapangan justru lebih baik dibanding laporan secara administratif," katanya. ***4***
(E013)
Berita Lainnya
DIY peroleh kuota 16 KK program transmigrasi
Kamis, 25 April 2024 5:39 Wib
Daop 6 meminta maaf kedatangan KA terlambat imbas gangguan lokomotif
Rabu, 24 April 2024 18:07 Wib
KPU Yogyakarta melibatkan budayawan ciptakan maskot Pilkada 2024
Rabu, 24 April 2024 9:30 Wib
Konferensi internasional UIN perkenalkan Islam Indonesia yang toleran
Selasa, 23 April 2024 18:01 Wib
Dinkes Yogyakarta mengimbau masyarakat waspadai penularan flu singapura
Senin, 22 April 2024 23:39 Wib
Kominfo Yogyakarta selenggarakan pelatihan pengembangan talenta digital
Senin, 22 April 2024 16:03 Wib
Nilai pencucian uang mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Rp20 miliar
Senin, 22 April 2024 14:26 Wib
Pemkot Yogyakarta gelar upacara adat Mitoni untuk tekan stunting
Senin, 22 April 2024 10:49 Wib