Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengingatkan orang tua yang anaknya belum memperoleh imunisasi measles rubella melalui program kampanye imunisasi di sekolah maupun posyandu dapat mengakses imunisasi tersebut melalui puskesmas.
"Biasanya, anak yang belum memperoleh imunisasi measles rubella (MR) di sekolah disebabkan mereka sedang sakit saat imunisasi dilakukan. Kami menyarankan agar anak tersebut dapat memperoleh imunisasi di puskesmas," kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu di Yogyakarta, Jumat.
Menurut Endang, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sudah menyelesaikan program imunisasi MR di seluruh sekolah dan kini masih terus melakukan imunisasi MR di posyandu.
"Namun, kami tetap melakukan `screaning` ke sekolah-sekolah dan wilayah karena dimungkinkan masih ada yang belum memperoleh imunisasi MR," katanya.
Ia menyebut, warga tetap dapat memperoleh layanan imunisasi MR secara gratis meskipun mengakesnya melalui puskesmas.
Setelah seluruh program kampanye pemberian imunisasi MR selesai pada akhir September, maka tidak akan ada lagi imunisasi campak, namun diganti menjadi imunisasi MR.
Imunisasi tersebut akan diberikan kepada bayi mulai usia sembilan bulan dengan perulangan yang terjadwal yaitu usia 18 bulan dan pada saat duduk di kelas 1 SD.
"Nantinya, imunisasi MR akan menjadi imunisasi wajib dan rutin yang akan diberikan kepada bayi. Tidak ada lagi imunisasi campak," katanya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Abdul Latif mengatakan, puskesmas menjadwalkan pelaksanaan imunisasi MR setiap Jumat dan Sabtu.
"Pada Senin hingga Kamis, kami menerjunkan petugas untuk melakukan imunisasi MR di wilayah. Jadwal di puskesmas hanya Jumat dan Sabtu. Semuanya gratis. Biasanya ada lima hingga 10 anak yang menjalani imunisasi MR," katanya.
Pada program kampanye imunisasi MR yang dilakukan pada Agustus dan September, imunisasi diberikan kepada seluruh anak hingga usia 16 tahun kurang satu hari.
Kampanye imunisasi MR ditujukan untuk mengeliminasi campak dan tercapainya pengendalian rubella pada 2020 dengan cara menurunkan angka kasus campak, memutuskan mata rantai rubella dan menurunkan gejala atau sindrom rubella.
Campak dapat menyebabkan komplikasi penyakit yang serius, seperti radang paru, radang otak, buta, gizi buruk hingga kematian. Sedangkan rubella yang menyerang ibu hamil bisa memberikan dampak kepada bayi yang sedang dikandung.
Selain keguguran, bayi yang dikandung bisa mengalami kecacatan, misalnya kelainan jantung, kepala kecil yang menyebabkan perkembangan anak terhambat, gangguan mata sehingga bayi yang dilahirkan mengalami katarak, gangguan pendengaran hingga tuli dan bisu.
(E013)
Berita Lainnya
Dinkes: 72.322 anak di Kota Yogyakarta menjadi sasaran imunisasi JE
Selasa, 27 Februari 2024 22:05 Wib
95 persen anak di Indonesia harus sudah imunisasi
Jumat, 9 Februari 2024 5:22 Wib
Dinkes Sleman lakukan Sub-PIN tetes polio
Jumat, 19 Januari 2024 18:25 Wib
Warga penolak imunisasi polio anak diedukasi
Kamis, 18 Januari 2024 18:33 Wib
Pemkab Sleman segera melakukan imunisasi polio
Kamis, 11 Januari 2024 19:39 Wib
Dinkes pastikan saat ini tidak ada kasus polio di Yogyakarta
Selasa, 9 Januari 2024 12:25 Wib
ASI dan imunisasi saling melengkapi, ungkap dokter
Selasa, 9 Januari 2024 8:57 Wib
Akademisi ciptakan aplikasi hasil pemeriksaan posyandu
Selasa, 11 Juli 2023 6:33 Wib