Gunung Kidul (Antara Jogja) - Kepala Kepolisian Resor Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ajun Komisaris Besar Polisi Faried Zulkarnaen mengatakan gerakan Islamic State of Iraq and Syria tidak jauh beda dengan gerakan Kartosuwiryo pada 1949.

"Meski di Gunung Kidul hingga kini belum ada gerakan ISIS, namun semua patut waspada. Sebab, gerakan ini nampaknya tidak jauh beda dengan gerakan Kartosuwiryo pada 1949," kata Faried dalam rapat koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Gunungkidul dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, ormas dan instansi terkait untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya ISIS di wilayah Gunung Kidul, Kamis.

Faried mengatakan gerakan Kartosuwiryo dan ISIS memiliki kesamaan, yakni menentang pemerintahan yang sah dan akan mengganti dasar negara dengan paham yang mereka anut.

"Untuk itu, embrio gerakan ini harus ditangani sejak awal, jangan sampai gerakan ini menjadi besar dan merongrong pemerintah yang sah," katanya.

Mengenai gerakan ISIS di Gunung Kidul, Faried mengatakan belum ada. Namun demikian, pihaknya mengaku mewaspadai karena potensi munculnya terbuka. Hal ini disebabkan lokasi Gunung Kidul yang luas, dan berbatasan langsung dengan wilayah Jawa Tengah.

"Potensinya ada karena lokasi disini luas, dan berbatasan langsung dengan wilayah yang sering muncul gerakan radikal," katanya.

Untuk mencegah gerakan tersebut, lanjut Faried, pihaknya mengusulkan adanya pembangunan posko bersama. Posko ini nantinya akan diisi odari berbagai unsur yakni Polisi, TNI dan tokoh masyarakat. "Apabila muncul maka bisa langsung dilaporkan ke posko agar langsung ditindak lanjuti," katanya.

Hal yang sama diungkapkan Dandim 0730 Gunung Kidul Letkol Arh Herman Toni. Menurutnya, antisipasi harus dilakukan untuk mencegah gerakan ini berkembang khususnya di Gunung Kidul.

"Gerakan ini sudah sampai Lebanon, dan paham ini akan menggulingkan pemerintahan yang sah maka wajib kita waspadai," katanya.

Secara organisai menurut dia kelompok ini berbasis di Irak dan Suriah. Namun, secara ajaran dan pemahaman, kelompok ini telah menyebar ke seluruh penjuru dunia tidak terkecuali di Indonesia. "Sasarannya ialah negara-negara yang belum kuat ideologinya," kata dia.

Tony meminta kepada masyarakat khususnya generasi muda jangan mau di berikan harapan akan mendapatkan penghasilan jika mengikuti kelompok ISIS.

"Jangan sampai masyarakat terpengaruh, karena biasanya gerakan ini menyatakan bisa menyediakan penghasilan yang cukup," katanya.

(KR-STR)

Pewarta : Oleh Sutarmi
Editor : Masduki Attamami
Copyright © ANTARA 2024