Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyiapkan bantuan untuk masyarakat menghadapi kemungkinan bencana yang disebabkan oleh cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi pada awal musim hujan.
"Makanan, minuman, pakaian, serta kebutuhan seperti selimut serta kebutuhan primer lain buat warga kami siapkan," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY Untung Sukaryadi di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, seluruh kebutuhan tersebut dialokasikan melalui dana tanggap darurat yang besarannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan saat terjadi bencana. "Nilainya tidak ada batasan, tergantung besar kecilnya (kebutuhan)," kata dia.
Untung mengatakan, penyediaan logistik serta sarana lain yang dibutuhkan masyarakat menghadapi bencana juga disertai dengan menjaga kualitas barang yang akan disalurkan.
"Terkait tanggal kadaluarsa selalu kami lakukan pengecekan. Satu bulan sebelum kadaluarsa barang harus sudah keluar (disalurkan)," kata dia.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY telah memetakan kerawanan bencana selama pancaroba hingga memasuki musim hujan di masing-masing kabupaten/kota. Meski demikian, peta kerawanannya tidak jauh berbeda dengan data 2014.
Seperti Kabupaten Sleman saat ini masih cenderung berpotensi banjir lahar hujan dan angin kencang, Kabupaten Kulon Progo dan Gunung Kidul cenderung pada tanah bergerak atau longsor, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta cenderung pada luapan air sungai dan angin kencang.
"Seperti Sleman sisa-sisa hasil erupsi masih ada sehingga kemungkinan banjir lahar hujan masih ada," kata Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY, Wahyu Pristiawan.
BPBD DIY, kata Wahyu, juga akan menyiagakan penyediaan sarana prasarana selama 24 jam meliputi kendaraan, logistik, bahan makanan, serta perlengkapan seperti genset, pompa air, serta perahu karet.
(L007)
"Makanan, minuman, pakaian, serta kebutuhan seperti selimut serta kebutuhan primer lain buat warga kami siapkan," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY Untung Sukaryadi di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, seluruh kebutuhan tersebut dialokasikan melalui dana tanggap darurat yang besarannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan saat terjadi bencana. "Nilainya tidak ada batasan, tergantung besar kecilnya (kebutuhan)," kata dia.
Untung mengatakan, penyediaan logistik serta sarana lain yang dibutuhkan masyarakat menghadapi bencana juga disertai dengan menjaga kualitas barang yang akan disalurkan.
"Terkait tanggal kadaluarsa selalu kami lakukan pengecekan. Satu bulan sebelum kadaluarsa barang harus sudah keluar (disalurkan)," kata dia.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY telah memetakan kerawanan bencana selama pancaroba hingga memasuki musim hujan di masing-masing kabupaten/kota. Meski demikian, peta kerawanannya tidak jauh berbeda dengan data 2014.
Seperti Kabupaten Sleman saat ini masih cenderung berpotensi banjir lahar hujan dan angin kencang, Kabupaten Kulon Progo dan Gunung Kidul cenderung pada tanah bergerak atau longsor, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta cenderung pada luapan air sungai dan angin kencang.
"Seperti Sleman sisa-sisa hasil erupsi masih ada sehingga kemungkinan banjir lahar hujan masih ada," kata Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY, Wahyu Pristiawan.
BPBD DIY, kata Wahyu, juga akan menyiagakan penyediaan sarana prasarana selama 24 jam meliputi kendaraan, logistik, bahan makanan, serta perlengkapan seperti genset, pompa air, serta perahu karet.
(L007)