Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, meluncurkan secara resmi Tari Sri Kayun atau tari penyambutan yang berfungsi menyambut tamu yang berkunjung ke wilayah ini.

Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo, Niken Probo Laras di Kulon Progo, Senin, mengatakan setelah beroperasinya Bandar Udara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) maka Kabupaten Kulon Progo menjadi gerbang utama tingkat regional, nasional, dan internasional bagi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan juga Negara Republik Indonesia.

"Realitas tersebut kemudian menggugah berbagai usaha untuk memberikan sentuhan budaya pada penyambutan tamu-tamu yang berdatangan di DIY. Pemkab Kulon Progo yang diwakili oleh Bupati Kulon Progo pada saat itu, Sutedjo (menjabat 2017-2022) memberikan gagasan untuk membuat sebuah tarian resmi yang dikhususkan untuk penyambutan tamu-tamu yang datang ke wilayah Kabupaten Kulon Progo khususnya, dan DIY pada umumnya," kata Niken Probo Laras.

Baca juga: Ruastiti ciptakan Tari Bebek Putih Jambul untuk siswa PAUD

Selanjutnya, pada bulan Maret 2022 Bupati Kulon Progo berdiskusi dengan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayaan) Kabupaten Kulon Progo untuk membuat sebuah karya seni tari untuk penyambutan. Dengan kerja yang cepat segera terbentuk sebuah tari penyambutan yang dibuat untuk memperlihatkan kekhasan dari Kabupaten Kulon Progo.

"Tari tersebut diberi nama Sri Kayun yang dari nama dan gerakannya mampu 'menarasikan' keindahan, keramahan, dan berbagai pesona tentang potensi alam serta budaya di Kabupaten Kulon Progo. Harapan ke depan, semoga tari Sri Kayun juga dapat digunakan untuk penyambutan tamu diberbagai kesempatan, agar tari Sri Kayun betul-betul dapat menjadi milik warga masyarakat Kulon Progo seutuhnya," kata Niken.

SK Tari Sri Kayun, lanjut Niken, Disbud segera ditindaklanjuti dengan surat edaran dan sosialisasi kepada berbagai Sanggar Tari di Kulon Progo.

"Nanti kita bertahap. Karena perlu waktu membuatnya, presentasi hingga kurasi. Kami nanti bekerja sama dengan perguruan tinggi," jelas Niken.

Niken mengatakan Tari Sri Kayun menjadi tari penyambutan bagi berbagai tamu yang hadir di Kulon Progo. Usaha tersebut merupakan bagian dari kinerja Pemkab Kulon Progo yang sangat peduli akan berbagai dinamika yang terjadi di wilayah Kabupaten Kulon Progo.

"Kabupaten Kulon Progo yang merupakan bagian dari DIY memiliki potensi alam dan budaya adiluhung. Daerah yang mewarisi peradaban Mataram Islam, dan penerusnya yaitu Kesultanan Yogyakarta, serta Kadipaten Pakualaman ini menjadi wilayah kabupaten yang memiliki kekayaan objek-objek kebudayaan baik tingkat lokal, maupun tingkat nasional," katanya.

Sementara itu, PJ Bupati Kulon Progo Tri Saktiyana mengatakan jika ingin menjadi tari rakyat, Sri Kayun bisa dibuat mudah agar cepat direplikasi.

"Kami akan dengan senang hati, jika ada sanggar tari, kelompok masyarakat, bahkan anak-anak yang mungkin belum persis seperti di SK bupati. Jadi mohon kiranya bisa dimaklumi, dalam rangka pemasyarakatan Sri Kayun. Prinsipnya, ada dulu, kemudian diperbaiki dan selanjutnya disempurnakan," kata Tri.

Baca juga: Meriahkan kawasan Malioboro, Yogyakarta gelar Sekar Rinonce

Pewarta : Sutarmi
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024