PKL Malioboro akan bangun shelter

id pedagang malioboro bangun

PKL Malioboro akan  bangun shelter

ilustrasi pedagang malioboro (visitingjogja.com)

Jogja (ANTARA Jogja) - Pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Malioboro berencana membangun shelter sebagai tempat berjualan sekaligus berfungsi meningkatkan keindahan di kawasan yang menjadi ikon wisata utama di Kota Yogyakarta.

"Kami berencana membangun shelter, tetapi kami masih mengajukan rencana ini ke pemerintah kota untuk dikaji dari berbagai segi," kata Kepala Bidang Pemberdayaan dan Advokasi Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Kota Yogyakarta Edi Susanto di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, shelter yang akan dibangun tersebut bersifat sebagai bangunan permanen sehingga pedagang tidak perlu melakukan bongkar pasang saat akan atau sesudah berjualan.

Selama ini, pedagang membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk melakukan bongkar-pasang tempat berdagang yang terkadang mengganggu arus lalu lintas terutama saat musim libur.

"Saat libur, arus lalu lintas di Malioboro sangat padat. Padahal, gerobak tempat para pedagang berjualan berukuran cukup besar dan itu terkadang mengganggu kelancaran arus lalu lintas," katanya.

Dengan shelter yang dibuat permanen, Edi berharap, pedagang kaki lima yang bernaung di tiga paguyuban, baik pedagang kaki lima siang atau malam bisa memanfaatkan shelter itu secara bergantian.

Selain itu, shelter yang dibangun juga akan dilengkapi dengan pergola di bagian atapnya yang bisa mendukung program pemerintah untuk menambah ruang terbuka hijau.

"Kami dan pihak ketiga sudah memiliki desain rancangan shelter itu. Rencananya, shelter akan bisa digunakan oleh sekitar 200 pedagang dari mulai depan Hotel Inna Garuda ke arah selatan," katanya.

Sementara itu, Ketua DPD APKLI Kota Yogyakarta Rudiarto mengatakan, shelter tersebut tidak akan mengganggu hak pejalan kaki di trotoar, bahkan pergola di atas shelter juga bisa dimanfaatkan pejalan kaki agar terhindar dari terik matahari.

"Pergola itu akan dibuat selebar trotoar. Sedangkan tempat berjualan hanya akan memanfaatkan sebagian dari lebar trotoar. Dengan adanya akses pejalan kaki itu, diharapkan jumlah pembeli akan banyak," katanya.

Ia mengatakan, akan menjaga komitmen untuk menaati aturan yang ada termasuk berjualan di lokasi-lokasi yang diperbolehkan oleh pemerintah.

Sementara itu, Kepala Bidang Perencanaan Badan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta Wasesa mengatakan, pemerintah akan selalu bersikap terbuka terhadap pihak-pihak swasta yang berencana membantu melakukan penataan di Malioboro.

Namun, untuk rencana pembangunan shelter untuk pedagang kaki lima di Malioboro tersebut, ia mengatakan, belum menerima informasinya.

"Secara garis besar, penataan di kawasan Malioboro masih terus dibahas dengan Bappenas. Salah satu penataan yang direncanakan adalah pembangunan jalur lambat," katanya.  (E013)