Rektor: Kahar Muzakkir layak jadi pahlawan nasional

id kahar muzakir

Rektor: Kahar Muzakkir layak jadi pahlawan nasional

Universitas Islam Indonesia.infoakademika.com

Jogja  (ANTARA Jogja) - Rektor pertama Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Kahar Muzakkir layak mendapatkan gelar pahlawan nasional sebagai penghargaan atas jasanya terhadap Bangsa dan Negara Indonesia, kata Rektor UII Edy Suandi Hamid.

"Kahar Muzakkir merupakan salah satu dari Panitia Sembilan yang menandatangani Piagam Jakarta yang menjadi landasan lahirnya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia," katanya di Yogyakarta, Jumat.

 Saat membuka rangkaian kegiatan Milad ke-69 Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, ia mengatakan pihaknya akan mengajukan Kahar Muzakkir menjadi pahlawan nasional.

"Selain sebagai penghargaan atas jasa Kahar Muzakkir dalam pendirian UII, pengajuan itu juga berhubungan dengan fakta sejarah berdirinya negara Indonesia," katanya.

Ia mengatakan, pengajuan itu dilakukan karena dari sembilan orang yang menandatangani Piagam Jakarta, hanya Kahar Muzakkir yang belum mendapatkan gelar pahlawan nasional.

"Delapan orang lainnya telah ditetapkan menjadi pahlawan nasional," kata Edy yang juga Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi).

Berkaitan dengan pengajuan tersebut, menurut dia, UII telah melakukan berbagai upaya, di antaranya mengundang para sejarawan dan pihak yang kompeten untuk melakukan kajian maupun hal teknis lainnya.

"Dengan menjadi pahlawan nasional, Kahar Muzakkir nanti tidak hanya menjadi milik UII, tetapi juga Indonesia. Saat ini nama Kahar Muzakkir diabadikan menjadi nama salah satu gedung di UII sebagai bentuk penghargaan kepada beliau," katanya.

Ia mengatakan, momentum milad dapat menjadi motivasi UII ke depan, baik untuk meningkatkan hasil yang sudah tercapai maupun menyelesaikan program yang belum dapat terealisasi.

"Hal itu sesuai dengan harapan pendiri UII, yakni sebagai institusi pendidikan dalam bidang ilmu agama dan umum, sehingga lulusannya dapat menjadi pemimpin dan berilmu. Hal itu untuk mengantisipasi krisis kepemimpinan Indonesia," katanya.

Ketua Panitia Milad Ke-69 UII Nizamuddin Sadiq mengatakan, transformasi UII dari Sekolah Tinggi Islam (STI) hingga menjadi kampus besar seperti saat ini merupakan contoh perpaduan nilai-nilai keislaman dan ilmu pengetahuan.

"Namun, nilai keislaman tersebut belum sepenuhnya diimplementasikan. Oleh karena itu, nilai itu perlu digaungkan kembali agar dapat menjadi ciri khas kampus baik di dalam maupun luar lingkungan UII," katanya.

(L.B015)