Pendekatan holistik untuk mengatasi kesurupan massal siswa

id pendekatan holistik untuk mengatasi kesurupan massal siswa

Pendekatan holistik untuk mengatasi kesurupan massal siswa

Ilustrasi kesurupan massal siswa SMA (Foto indonesia.faithfreedom.org)

Jogja (ANTARA Jogja) - Pendekatan holistik dalam proses pembelajaran di sekolah diperlukan untuk mengatasi kesurupan massal siswa, kata psikolog dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Arif Budiraharjo.

"Pendekatan itu diperlukan karena kesurupan massal siswa di sekolah menyangkut aspek fisik, psikologis, dan ruhiyah," katanya menanggapi fenomena kesurupan massal di sekolah, di Yogyakarta, Selasa.

Dalam konteks itu, menurut dia, proses pendidikan secara keseluruhan termasuk pembelajaran agama, harus mampu mendorong dan memperkuat keimanan siswa.

"Dengan keimanan yang kuat, siswa akan memiliki pertahanan diri yang kokoh dalam menghadapi setiap persoalan," kata Ketua Program Studi Magister Studi Islam Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu.

Menurut dia, hal itu penting karena dalam kondisi fisik yang lemah memungkinkan seseorang juga mengalami kelemahan secara psikologis.

"Tingkat kelemahan psikologis yang paling mendasar adalah jika seseorang mengalami kelemahan pada aspek keyakinan (keimanan), sehingga dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan ekstrem yang rentan untuk terjadinya kesurupan," katanya.

Ia mengatakan kesurupan massal mayoritas terjadi pada usia remaja yang secara umum belum memiliki kestabilan psikologis. Ketidakstabilan psikologis itu menjadikan siswa berada dalam kerentanan emosi, termasuk emosi keagamaannya.

Selain itu, kata dia, faktor ruhiyah yang berkaitan dengan makhluk halus juga tidak dapat dinafikan sepenuhnya. Tempat-tempat yang jarang digunakan untuk kegiatan keagamaan sering dijadikan "sarang" makhluk halus dan memiliki tingkat "keangkeran" yang tinggi.

"Oleh karena itu, salah satu upaya pencegahan kesurupan massal dapat dilakukan dengan memaksimalkan fasilitas fisik dan ruang untuk kegiatan keagamaan secara massal pula," katanya.

Berkaitan dengan hal itu, menurut dia, dalam menyikapi fenomena kesurupan massal di kalangan siswa tidak perlu dilakukan secara berlebihan, karena dapat menimbulkan kecemasan lanjutan.

"Para pamong sekolah tida perlu panik ketika terjadi kesurupan massal, sehingga bertindak menyerempet kesirikan, tetapi dilakukan ikhtiar yang berbasis tawakal," kata Arif.

(B015)