Singapura (ANTARA Jogja) - Harga minyak turun dalam perdagangan Asia, Rabu, di tengah rencana pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak di Wina untuk membicarakan kuota produksi, kata analis.
Pasar minyak juga berada di bawah tekanan akibat kekhawatiran yang semakin bertambah seputar krisis ekonomi di Eropa meski ada paket dana talangan sebesar 100 miliar euro (125 miliar dolar) untuk mengamankan sektor perbankan Spanyol, kata para analis.
Kontrak utama New York, minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Juli turun 68 sen ke posisi 82,64 dolar AS per barel, sementara minyak mentah Brent North Sea juga penyerahan Juli turun 28 sen menjadi 96,86 dolar AS per barel.
"Pesimistis di Eropa masih terus berlanjut...dengan kekhawatiran bahwa kondisi semakin memburuk yang masih akan berlanjut dapat mengurangi permintaan pasar Eropa yang semakin melemah," kata Sanjeev Gupta, head regional praktisi minyak dan gas Ernst and Young's.
Dow Jones Newswires mengutip Menteri Perminyakan Venezuela Rafael Ramirez sebagai mengatakan bahwa "beberapa negara di Teluk telah mengalami kelebihan produksi. Kami akan membicarakan masalah itu."
"Kami perkirakan bahwa kami mengalami kelebihan produksi tiga juta barel per hari dari pagu produksi di atas pagu 30 juta barel per hari yang diputuskan pada Desember," kata Ramirez.
OPEC yang beranggotakan 12 negara memompa sekitar sepertiga dari pasokan minyak mentah dunia. (AFP/S004)
Berita Lainnya
Konflik Iran-Israel picu kenaikan harga minyak dan emas
Rabu, 17 April 2024 19:31 Wib
Berpotensi naik, impor minyak mentah imbas konflik Iran-Israel
Selasa, 16 April 2024 17:54 Wib
Pemerintah waspadai kenaikan harga minyak efek konflik Iran-Israel
Selasa, 16 April 2024 5:31 Wib
Harga CPO melonjak dipengaruhi minyak nabati China dan AS
Sabtu, 30 Maret 2024 7:38 Wib
Pemerintah segera bayar utang "rafaksi" minyak goreng kepada pengusaha
Senin, 25 Maret 2024 16:25 Wib
HET minyak goreng ditahan selama Ramadhan
Rabu, 13 Maret 2024 18:51 Wib
Minyak sawit, ungkap BRIN, paling memungkinkan diolah jadi energi
Minggu, 3 Maret 2024 5:29 Wib
Belum memadai, produksi singkong Indonesia untuk energi, kata BRIN
Minggu, 3 Maret 2024 5:25 Wib