Kreativitas harus dikembangkan sejak dini

id pimnas kreativitas sejak dini

Kreativitas harus dikembangkan sejak dini

Logo Pimnas Ke-25 Th 2012 (Foto adam-apt.staff.ugm.ac.id) (adam-apt.staff.ugm.ac.id)

Jogja (ANTARA Jogja) - Kreativitas harus dikembangkan sejak dini sehingga anak-anak harus diberi ruang agar mampu lebih kreatif dan inovatif, kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh.

"Dengan demikian, pikiran-pikiran bersihnya mengalir menjadi sebuah karya inovasi yang terus berkembang dan membanggakan," katanya dalam sambutan yang dibacakan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa.

Oleh karena itu, menurut dia pada pembukaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-25/2012, penyelenggaraan kegiatan Pimnas harus terus dikembangkan, tidak saja dalam hal cakupan penyelenggaraannya, tetapi yang lebih penting adalah meningkatkan kualitas substansi yang dilombakan.

"Kreativitas dan inovasi para mahasiswa kita bahkan telah mampu mengangkat martabat bangsa ini dalam berbagai kejuaraan internasional, seperti penghargaan tertinggi yang diperoleh dalam ajang Championship bidang robotika di Amerika Serikat," katanya.

Ia mengatakan hal itu merupakan salah satu dari sekian banyak kebanggaan yang telah ditorehkan oleh anak-anak bangsa ini. Tentu hal itu membawa konsekuensi pada pemerintah untuk memberikan dukungan yang lebih konkret.

Peningkatan anggaran riset, misalnya, terutama di perguruan tinggi harus dilakukan untuk mendorong munculnya temuan-temuan baru yang lebih bermanfaat. Tidak itu saja, hasil-hasil riset yang dilakukan pun harus mampu digunakan sebagai masukan strategis bagi pemerintah dalam merumuskan setiap kebijakan pembangunan yang diputuskan.

"Hal itu yang disebut sinergisitas kebijakan dan ide-ide konkret yang lebih mengakar pada realitas pembangunan," katanya.

Menurut dia perguruan tinggi dan segenap sivitas akademikanya harus mampu membangun sinergi positif untuk meningkatkan kemampuan adaptasi mahasiswa pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal itu penting untuk mendorong terjadinya peningkatan daya saing bangsa ini di kancah pertarungan global yang makin kompetitif.

"Teknologi penting untuk kita kuasai dan kita berdayakan, tetapi memelihara etika dan budaya kita juga tidak boleh diabaikan dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi," katanya.

Ia mengatakan sinergi antara penguasaan teknologi dan pemahaman budaya harus berjalan agar hidup ini tidak timpang. Keduanya harus mampu diletakkan dalam posisi yang seimbang.

"Dengan demikian, kehidupan yang kita lakoni akan lebih tenteram, sejahtera, dan bermartabat," katanya.

Rektor UMY Dasron Hamid mengatakan, Pimnas ke-25/2012 yang berlangsung hingga 12 Juli 2012 diikuti sekitar 2.000 mahasiswa dari 95 perguruan tinggi negeri dan swasta se-Indonesia.

"Mereka terbagi dalam enam kelompok yang dikompetisikan, yakni penelitian, pengabdian masyarakat, kewirausahaan, karsa cipta, karya terapan, dan gagasan tertulis," katanya.

(L.B015)