Penganut Islam Aboge awal Ramadhan 21 Juli

id islam aboge

Penganut Islam Aboge awal Ramadhan 21 Juli

Jamaah Islam Aboge, ilustrasi (Foto antarajatim.com)

Banyumas (ANTARA Jogja) - Penganut Islam Aboge (Alif Rebo Wage, red.) di sejumlah wilayah di Banyumas, Jawa Tengah, mulai melaksanakan ibadah puasa Ramadhan 1433 Hijriah pada Sabtu 21 Juli 2012.

"Informasi dari kakek saya yang merupakan salah seorang sesepuh Islam Aboge di Desa Cibangkong, Kecamatan Pekuncen, Banyumas, menyebutkan awal Ramadhan jatuh pada Sabtu Manis. Jadi, kami akan mulai berpuasa pada 21 Agustus mendatang," kata Susanto (31), salah seorang penganut Islam Aboge di Desa Kracak, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Selasa.

Menurut dia, penentuan awal Ramadhan tersebut berdasarkan penghitungan awal tahun Hijriah yang telah diyakini oleh penganut Islam Aboge sejak ratusan tahun lalu.

Kendati demikian, ia mengaku belum memahami secara jelas cara menentukan awal Ramadhan berdasarkan hitungan Aboge.

"Kami hanya sekadar tahu mengenai ajaran Aboge, dan mengikuti petunjuk dari para sesepuh, salah satunya kakek saya, Mbah Santibi (67). Kami baru akan diajarkan masalah penghitungan tanggal, setelah berkeluarga," katanya.

Ia mengatakan awal Ramadhan bagi penganut Islam Aboge selalu belakangan dibanding penetapan pemerintah.

Bahkan, kata dia, hal itu juga berdampak pada penetapan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal yang sering kali berselang dua hari setelah tanggal yang ditetapkan pemerintah.

"Perbedaan ini tidak menjadi permasalahan bagi kami," katanya.

Sementara itu, Santibi mengatakan, penganut Islam Aboge meyakini jika sekarang merupakan tahun Wawu dengan 1 Muharam atau 1 Sura (hari pertama di bulan pertama kalender Hijriah maupun Jawa, red.) jatuh pada hari Senin dan pasaran pertamanya Kliwon, sehingga muncul hitungan Waninwon yang berarti Wawu Senin Kliwon.

Menurut dia, hitungan Waninwon tersebut menjadi patokan dalam sejumlah penanggalan termasuk penentuan awal Ramadhan dan 1 Syawal berdasarkan rumusan yang telah diyakini penganut Islam Aboge sejak ratusan tahun silam.

Penganut Islam Aboge meyakini bahwa dalam kurun waktu delapan tahun atau satu windu terdiri atas tahun Alif, Ha, Jim, Awal, Za, Dal, Ba/Be, Wawu, dan Jim akhir serta dalam satu tahun terdiri 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 29-30 hari dengan hari pasaran berdasarkan perhitungan Jawa, yakni Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi), dan Pahing.

Hari dan pasaran pertama pada tahun Alif jatuh pada Rabu Wage (Aboge), tahun Ha pada Ahad/Minggu Pon (Hakadpon), tahun Jim Awal pada Jumat Pon (Jimatpon), tahun Za pada Selasa Pahing (Zasahing), tahun Dal pada Sabtu Legi (Daltugi), tahun Ba/Be pada Kamis Legi (Bemisgi), tahun Wawu pada Senin Kliwon (Waninwon), dan tahun Jim Akhir pada Jumat Wage (Jimatge).

Hari dan pasaran pertama pada tahun berjalan ini menjadi patokan penentuan penanggalan berdasarkan rumusan yang berlaku bagi penganut Islam Aboge, misalnya Sanemro untuk menentukan awal Ramadhan dan Waljiro untuk menentukan 1 Syawal.

Oleh karena sekarang tahun Wawu, kata Santibi, patokan Waninwon (Wawu Senin Kliwon) diturunkan pada rumusan Sanemro (Pasa Enem Loro), yakni awal puasa Ramadhan jatuh pada hari keenam dengan pasaran kedua sehingga muncul Sabtu Manis atau Sabtu Legi.

"Hari pertama tahun Wawu jatuh pada Senin sehingga hari keenamnya adalah Sabtu. Pasaran pertama tahun Wawu jatuh pada Kliwon, sehingga pasaran keduanya pada Manis atau Legi," katanya.

Berdasarkan patokan Waninwon tersebut, kata dia, dapat diketahui bahwa 1 Syawal akan jatuh pada Senin Manis, 20 Agustus 2012, karena mengacu para rumusan Waljiro (Syawal Siji Loro), yakni 1 Syawal jatuh pada hari pertama (Senin) dan pasaran kedua (Manis/Legi).

Seperti diketahui, hingga saat ini di Kabupaten Banyumas terdapat ratusan penganut Islam Aboge yang tersebar di sejumlah desa antara lain Desa Cibangkong (Kecamatan Pekuncen), Desa Kracak (Ajibarang), dan Desa Cikakak (Wangon) serta di Desa Onje, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga.

Konon, perhitungan yang dipakai aliran Aboge telah digunakan para wali sejak abad ke-14 dan disebarluaskan oleh ulama Raden Rasid Sayid Kuning berasal dari Pajang.
(KR-SMT)