Banyak "pelancong" ke Malaysia padahal TKI

id banyak pelancong malaysia

Banyak "pelancong" ke Malaysia  padahal TKI

Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat (Foto antaranews.com) (antaranews.com)

Dumai (ANTARA Jogja) - Dari pemeriksaan atas lalu-lintas orang di Pelabuhan Dumai, Riau, Senin, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat menyimpulkan banyak "pelancong" ke Malaysia, padahal mereka TKI.

"Mereka berpura-pura sebagai pelancong lalu setibanya di Malaysia mencari kerja. Ini tidak prosedural," kata  
Jumhur.

Pemeriksaan di Pelabuhan Dumai dilakukan dalam rangkaian hari ke-7 Safari Ramadhan BNP2TKI V 24 Juli - 3 Agustus 2012 ke Sumut, NAD, Riau, dan Kepri.

Apalagi, katanya, sejak dahulu Pelabuhan Dumai terkenal sebagai tempat lalu-lintas calon TKI dan TKI nonprosedural dari Sumatera, Jawa, bahkan hingga Nusa Tenggara yang ingin bekerja ke Malaysia.

"Setiap hari sekitar 1.000 orang bepergian ke Malaysia melalui Pelabuhan Dumai. Pasti ada yang memanfaatkan sebagai jalan untuk bekerja ke Malaysia," tukasnya.

Ia mengatakan pemerintah tak bisa mencampuri kedaulatan dalam negeri Malaysia yang mengizinkan "pelancong" dari Indonesia untuk bekerja di Malaysia.

"Namun, tentu saja itu sangat berisiko bila bekerja di negeri orang tanpa kontrak kerja dan permit atau izin kerja," paparnya.

Jumhur menyebutkan Malaysia mendeportasi TKI ilegal atau yang telah melebih batas izin tinggal (overstay) di Malaysia sebanyak 15 ribu - 20 ribu orang per tahun.

Jumhur juga memeriksa kedatangan penumpang dari Malaysia yang diduga TKI yang menggunakan kapal fery MV Indomal Express 8.

Saat mewawancarai sejumlah TKI, Jumhur mendapat keterangan bahwa mereka umumnya bekerja tiga tahun di Malaysia dan tanpa dibekali kontrak kerja dan izin (permit) kerja.

Jumhur mendapat keinginan dari petugas Pos Pelayanan Penempatan dan Penempatan TKI (P4TKI) Dumai yang bertugas di Pelabuhan Dumai.

"Kami ingin petugas diberikan kewenangan melakukan verifikasi seluruh dokumen TKI termasuk TKI," kata Koordinator P4TKI Dumai Ismail Usman.

Di embarkasi dan debarkasi lain yang melayani urusan TKI seperti di Bandara Soekarno-Hatta.

Petugas Imigrasi Dumai S Delavino menyatakan sejauh ini tidak semua penumpang di pelabuhan yang menyeberang ke Malaysia atau sebaliknya dikenali secara pasti yang TKI dan yang bukan.

Ismail Usman mengatakan setiap hari sekitar 100 penumpang yang diduga merupakan TKI "abu-abu" yakni menggunakan paspor 48 halaman, bukan paspor TKI 24 halaman tetapi mereka tidak melengkapi dengan dokumen ketenagakerjaan dan berdalih melancong ke Malaysia.

"Hanya dikira-kira penumpang muda, hanya membawa satu atau dua ransel, tidak memiliki bekal uang yang cukup untuk bepergian sebagai pelancong, dan tidak berpenampilan sebagai pelancong," paparnya.

Hal itu menjadi relevan karena data dari P4TKI Dumai hanya sebanyak 173 TKI pada 2011 yang berangkat dari Pelabuhan Dumai yang dilengkapi dengan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN), sedangkan pada 2012 hingga Juni hanya sebanyak 72 TKI.

"Wah nggak benar, tuh, berarti memang masih ada TKI ilegal karena tidak sesuai antara orang yang diduga TKI dengan yang memiliki KTKLN," ujarnya.
(T.B009)