UKM keripik pisang Yogyakarta kesulitan bahan baku

id ukm keripik pisang

UKM keripik pisang Yogyakarta kesulitan bahan baku

Pisang tanduk sebagai bahan baku keripik pisang (FotoANTARA/Sidik)

Yogyakarta (ANTARA Jogja) - Usaha kecil menengah pembuatan keripik pisang "Delima" di Glagahsari, Kelurahan Warungboto, Kota Yogyakarta, mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan baku yang berkualitas.

"Bahan baku keripik pisang harus didatangkan dari Kabupaten Gunung Kidul (DIY), sebenarnya di Yogyakarta juga ada, namun kualitas tidak sebagus dari Gunung Kidul," kata pemilik UKM keripik pisang "Delima" Yogyakarta, Markiman, Senin.

Menurut dia, bahan baku keripik pisang harus menggunakan pisang tanduk yang jarang dijumpai, karena pisang yang buahnya besar panjang dan melengkung seperti tanduk ini tidak seperti jenis lainnya, produksi buahnya sangat sedikit.

"Kita ada pemasok dari Gunung Kidul, namun kadang kualitas kurang, entah terlalu cepat dipanen atau terlalu tua. Tidak jarang juga keduluan yang lain, makanya saya pesan dahulu dan saya oyak-oyak (minta segera dikirim)," katanya.

Ia mengatakan, selain bahan baku harus rebutan dengan yang lain, tidak jarang ketika sudah dikirim kualitas tidak baik, sehingga pihaknya harus menyimpan sambil menunggu pisang mulai matang.

"Belinya mahal juga, untuk satu kol (mobil terbuka) yang kira-kira isinya sebanyak 40 tandan dihargai Rp2 juta," katanya.

Menurut dia, selain terkendala bahan baku, usaha yang masih skala rumahan ini mempunyai keterbatasan dalam peralatan, yakni masih menggunakan peralatan sederhana seperti memotong pisang yang harus dilakukan dengan tenaga manusia.

"Sebenarnya ada mesin untuk memotong, namun karena harganya mahal kita belum bisa beli, kalau untuk mengiris masih pakai pisau, tenaga kita terbatas, karena hanya ada lima pekerja," katanya.

Ia mengatakan, UKM yang dikembangkan sejak 2002 ini merupakan binaan Dinas Pertanian Kota Yogyakarta, dengan beranggotakan lima orang produksi maksimum bisa 15 kilogram keripik pisang.

"Usaha ini masih skala rumahan, karena pasar kita juga masih lokal. Untuk promosi ke luar biasanya kita mengikuti pameran yang difasilitasi dari dinas, kalau tidak salah lima kali pameran setahun," katanya.

Menurut dia, keripik pisang produksinya dikemas beraneka rasa, mulai manis gurih, keju dan pedas. Keripik pisang dijual dengan harga Rp25.000 per kilogram.

"Selain keripik yang sudah dibumbui, kita juga melayani pesanan jika ada yang minta rasa lain," katanya.

(KR-HRI)