Laboratorium Geospasial Bantul dikunjungi pelajar luar negeri

id laboratorium geospasial bantul

Laboratorium Geospasial Bantul dikunjungi pelajar luar negeri

Laboratorium Geospasial dan Museum Gumuk Pasir di pantai Depok, Bantul, DIY (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul (ANTARA Jogja) - Laboratorium Geospasial dan Museum Gumuk Pasir di pesisir Pantai Depok, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, juga dikunjungi pelajar dari luar negeri.

"Belum lama ini ada rombongan pelajar dari Belanda dan Malaysia yang berkunjung ke laboratorium, kunjungan mereka dalam rangka pertukaran pelajar," kata staf Laboratorium Geospasial Bantul, Harini Kusumaratri di Bantul, Rabu.

Menurut dia, Laboratorium Geospasial dan Museum Gumuk Pasir yang mulai beroperasi sejak 2008 ini bertujuan untuk melestarikan keberadaan gumuk pasir di pesisir pantai selatan dan kepentingan pembelajaran lebih lanjut.

"Selain pelajar dari kedua negara tersebut, juga ada beberapa wisatawan mancanegara dari Inggris, umumnya mereka tertarik dengan keberadaan gumuk pasir dan ingin mempelajarinya," katanya.

Ia mengatakan, pengunjung ke laboratorium memang didominasi pelajar, dari dalam negeri sendiri sebagian besar pelajar baik dari taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi untuk mempelajari, meneliti maupun sekadar melihat-lihat.

Ia menyebutkan, berdasarkan jumlah kunjungan bulan lalu ada sekitar lima rombongan yang semuanya pelajar, jumlah rombongan masing-masing sebanyak 100 hingga 150 pelajar.

"Biasanya sebelum berkunjung mereka mengirim surat atau memberitahu kami minimal dua hari sebelum hari kunjungan. Kalau selama puasa ini malah belum ada yang berkunjung," katanya.

Menurut dia, pengunjung ke laboratorium meningkat hanya pada saat libur sekolah, dalam seminggu bisa tiga rombongan yang berkunjung secara berturut-turut, namun hari biasa paling sebulan empat sampai lima rombongan.

"Ada mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi yang rutin tiap tahun berkunjung, di antaranya dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)," katannya.

Ia mengatakan, laboratorium ini terbuka untuk umum, baik dari masyarakat maupun kalangan akademik, bahkan pengunjung tidak dipungut biaya karena memang laboratorium ini untuk pengetahuan maupun riset.

"Selain dapat berkeliling Museum Gumuk Pasir, pengunjung juga dapat menyaksikan pemutaran video lengkap dengan audio visual tentang keindahan gumuk pasir," katanya.

(KR-HRI)