Subsidi BBM besar hambat pembangunan infrastruktur

id infrastruktur jero wacik

Subsidi BBM besar hambat pembangunan infrastruktur

menteri ESDM Jero Wacik (antaranews.com)

Jakarta (ANTARA Jogja) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan besarnya subsidi bahan bakar minyak (BBM) menyebabkan terhambatnya pembangunan infrastruktur.

"Tahun ini diperkirakan mencapai Rp300 triliun. Hampir semua dana APBN tersedot ke subsidi BBM, sehingga sulit membangun infrastruktur dengan leluasa," ujar Jero usai acara Pidato Kenegaraan Presiden SBY di Jakarta, Kamis.

Padahal, kata dia, dana tersebut bisa dimanfaatkan untuk program-program lainnya. Untuk itu, dalam waktu dekat pihaknya akan merancang kebijakan baru penghematan energi.

"Pertama caranya adalah melakukan penghematan. Ini yang terus digalakkan," tambah dia.

Kedua, adalah dengan menggunakan energi terbarukan. Jero Wacik mengatakan pekan depan, Kementerian ESDM akan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) mengenai energi terbarukan baik yang berasal dari geothermal, biomassa, air maupun tenaga matahari.

Jero menjelaskan, harga 1 Killo Watt Hour (KwH) listrik yang berasal dari BBM mencapai 40 sen dollar. Bandingkan dengan harga energi listrik dari cangkang kelapa sawit yang hanya 10 sen dollar per KwH. Sumber-sumber energi terbarukan itu, lanjut dia, akan diterapkan secara masif.

"Langkah terakhir untuk mengurangi subsidi adalah dengan menaikkan harga BBM. Tapi ini perlu dibicarakan dengan DPR terlebih dahulu."
   Begitu juga dengan wacana untuk menaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL). Jero menambahkan pihaknya akan menaikkan TDL secara bertahap, sehingga tidak terlalu memberatkan masyarakat.

Dalam pidato kenegaraannya di Gedung DPR RI, Presiden SBY mengeluhkan angka subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang semakin lama semakin besar sehingga mengurangi ruang gerak anggaran negara atau fiscal space.

Presiden menginginkan penganggaran dan jumlah subsidi BBM menjadi lebih tepat sasaran tahun depan.
(I025)