Nilai ekspor kerajinan Bantul 41.058 ribu dolar

id nilai ekspor kerajinan bantul

Nilai ekspor kerajinan Bantul 41.058 ribu dolar

Kerajinan gerabah yang memiliki kualitas ekspor produksi perajin Kasongan, Kabupaten Bantul,DIY (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul (ANTARA Jogja) - Nilai transaksi ekspor berbagai barang kerajinan asal Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ke sejumlah negara selama 2011 mencapai sebesar 41.058 ribu dolar AS.

"Nilai ekspor itu meningkat jika dibanding dengan nilai ekspor pada 2010, yakni sebesar 24.521 ribu dolar AS," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul, Sulistyanto, Sabtu.

Menurut dia, berbagai kerajinan yang diekspor itu diantaranya kerajinan gerabah, batik kayu, aneka kerajinan kulit, berbagai kerajinan tersebut telah menjadi produk unggulan dari Kabupaten Bantul.

"Itu khusus di sektor kerajinan belum yang lainnya seperti mebel dan furniture, dan perajin sudah mandiri mengekspor ke berbagai negara misalnya Australia, Jepang dan negara-negara di benua Eropa," katanya.

Ia menyebutkan jumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Bantul seluruhnya mencapai sekitar 44.000an yang sebagian besar bergerak di sektor kerajinan, sektor kerajinan tersebut telah menjadi sumber pendapatan perajin.

"Untuk bisa bersaing di pasar global, yang pertama itu kualitas yang harus ditingkatkan, kualitas itu tidak hanya dari bahan baku, melainkan juga pengolahan serta desain," katanya.

Apalagi, kata dia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana sejumlah produk-produk dari luar negeri khususnya dari China juga bebas masuk ke Indonesia dan bahkan mulai membanjir hingga ke daerah-daerah seperti di Kabupaten Bantul.

"Untuk itu kita juga mendorong perajin dan UMKM untuk bisa lebih kreatif dalam menciptakan produk, sehingga memiliki daya saing terhadap produk lain, karena di Bantul memang keunggulannya di sektor kerajinan," katanya.

Produk kerajinan di Bantul, kata dia tidak bisa diproduksi secara massal seperti mesin-mesin yang memang sebagian besar dari luar negeri, melainkan bertahap dan desain bisa dikembangkan sesuai dengan tren.

"Terutama kerajinan yang sudah menjadi unggulan, nah produk semacam itu yang bisa digenjot untuk bisa menghasilkan barang yang berkualitas, apalagi produk kerajinan yang itu juga mempunyai pasar sendiri," katanya.

(KR-HRI)