Dinkes Lampung siapkan sembilan ribu masker

id masker disiapkan sembilanribu

Dinkes Lampung siapkan sembilan ribu masker

jenis masker (istimewa)

Bandarlampung (ANTARA Jogja) -  Dinas Kesehatan Provinsi Lampung menyiapkan sembilan ribu masker untuk dibagikan pada masyarakat di Bandarlampung guna mengantisipasi penyakit gangguan pernafasan akibat debu yang marak menyebar di wilayah itu.

"Masing-masing Dinkes kota dan kabupaten sudah memiliki stok yang akan dibagikan pada masyarakat, Pemprov juga memiliki cadangan stok sebanyak sembilan ribu masker untuk mengantisipasi kekurangan," kata Humas Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Asih Hendrastuti, di Bandarlampung, Selasa.

  Menurut dia, saat ini di Bandarlampung belum dinyatakan sebagai kondisi luar biasa (KLB) penyakit gangguan pernafasan akibat debu abu vulkanik Gunung Anak Krakatau (GAK).

Namun demikian, pihaknya tetap imbaukan masyarakat untuk mewaspadai penyakit tersebut dengan cara rajin membersihkan rumah tempat tinggal, menutup semua tempat makakan dengan rapat.

"Selain itu, diharapkan masyarakat tidak mengurangi aktivitas di luaran, jika memang terpaksa harus keluar sebaiknya menggunakan masker," katanya.

Sebelumnya, Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda sejak Senin (3/9) sampai dengan Selasa pagi masih mengalami gempa tremor yang secara terus-menerus.

"Gunung Anak Krakatau pada pagi ini masih mengalami tremor. Hal ini terjadi sejak kemarin hingga  pagi ini," kata  petugas Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Hamdani.

Hamdani menyebutkan Gunung Anak Krakatau pada Selasa pagi masih tertutup kabut sehingga sulit memantaunya secara visual.

Aktivitas Gunung Anak Krakatau kemarin masih tinggi dengan  menyemburkan material vulkanik berupa lava pijar bebatuan dan abu dari gunung api di dalam laut ini. Gunung api aktif itu mengalami puluhan kali gempa tremor dan ketinggian semburan material vulkanik panas mencapai lebih dari 600 meter.

Sepanjang Senin, Gunung Anak Krakatau juga mengalami gempa vulkanik dalam sebanyak 20 kali.

Hamdani menyebutkan Gunung Anak Krakatau pada Selasa pagi tidak seaktif Senin, namun kondisi gunung itu sulit diperkirakan.

Masalahnya, kata dia, alat pendeteksi getaran gempa (seismometer) saat ini rusak akibat tertimpa material vulkanik saat aktivitas gunung api tersebut meningkat pada Minggu (2/9).

Pihaknya kini tidak dapat memberikan kepastian jumlah kegempaan gunung tersebut.
(T.pso-316)