Pemerintah dorong pemanfaatan energi baru terbarukan

id jero wacik esdm

Pemerintah dorong pemanfaatan energi baru terbarukan

menteri ESDM Jero Wacik (antaranews.com)

Jogja (ANTARA Jogja) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengemukakan bahwa pemerintah terus mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan untuk mengurangi subsidi negara.

"Langkah itu cukup strategis karena melalui upaya itu beban subsidi dapat dikurangi tanpa menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM)," katanya di Yogyakarta, Rabu.

Pada "talkshow" Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia 2012 itu dia mengatakan, potensi energi baru terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia di antaranya tenaga surya, tenaga angin, tenaga air, panas bumi (geotermal), dan biomassa.

"Ketersediaan energi sangat krusial bagi Indonesia mengingat kebutuhannya yang terus meningkat. Ancaman krisis energi membayang karena ketergantungan yang terlalu besar pada BBM," katanya.

Ia mengatakan solusi krisis dengan menaikkan harga BBM belum dimungkinkan. Solusi yang terbuka adalah pemanfaatan EBT.

"Salah satu EBT yang sangat prospektif adalah panas bumi. Indonesia memiliki 40 persen cadangan panas bumi dunia, sekitar 29.000 megawatt (MW)," katanya.

Namun, yang sekarang dimanfaatkan baru sekitar 5 persen dari potensi yang ada. Pemerintah menargetkan dalam 2-3 tahun ke depan bisa memanfaatkan 20 persen potensi panas bumi atau setara 5.600 MW.

"Untuk mendorong pengembangan energi panas bumi, pemerintah menerbitkan harga jual listrik yang kompetitif. Selain itu Kementerian ESDM menjalin kerja sama dengan Kementerian Kehutanan," katanya.

Menurut dia pihaknya sedang menyiapkan peraturan menteri tentang harga jual listrik untuk EBT, selain geotermal.

Pihaknya juga mendorong Kadin untuk terjun di sektor ESDM terutama pengembangan EBT karena prospeknya bagus. Investasi untuk EBT lebih murah dibandingkan dengan BBM yang membutuhkan modal sangat besar.

"Kita mempunyai potensi EBT melimpah dan akan ada terus-menerus. Jika ditekuni serius, secara pelahan tetapi pasti subsidi kita untuk listrik akan berkurang," katanya.

(L.B015)