Jakarta (ANTARA Jogja) - Pemerintah seharusnya mempersiapkan diri terhadap berbagai kemungkinan dalam perdagangan bebas termasuk kebijakan pengetatan fiskal di Amerika Serikat, kata Wakil Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sanny Iskandar.
"Tentu pemerintah harus mempersiapkan diri karena hal itu tidak mungkin terelakkan, karena situasinya sudah semakin global," kata Wakil Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sanny Iskandar kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, kebijakan pengetatan fiskal oleh pemerintah AS tidak hanya berdampak bagi Indonesia saja, tetapi secara global terjadi. Untuk itu dia meminta pemerintah mengambil beberapa langkah strategis menghadapi kebijakan tersebut.
Dia mengatakan, pemerintah harus bisa memfasilitasi pengusaha untuk bekerja dan berproduksi secara efisien. Hal itu menurut dia bisa dilakukan dengan langkah perbaikan infrastruktur untuk menunjang kelancaran produksi sehingga efisiensi produksi bisa tercapai.
"Pemerintah juga harus mendorong terwujudnya 'Good Corporate Governance'," ujarnya.
Sanny mengatakan, pemerintah seharusnya memberikan dukungan bagi pengusaha dalam negeri khususnya terkait kepastian hukum. Dia mencontohkan dalam kasus pengupahan, pemerintah cenderung memprovokasi adanya kenaikan upah yang sangat tinggi sekitar 20-50 persen.
"Akhir-akhir ini pemerintah cenderung melepas dan mem-provoke tingkat upah melambung dan praktis upah yang diputuskan di Kabupaten/ Kota terasa besar sekitar 20-50 persen," katanya.
Menurut Sanny, pemerintahan di beberapa negara memberikan dukungan dan perlindungan bagi pengusaha dalam negeri seperti jaminan dan kepastian hukum dalam berusaha. Hal itu menurut dia yang diharapkan pengusaha dalam menjalankan aktivitas usahanya agar berjalan dengan lancar dan efisien.
Pemerintahan Presiden Obama diperkirakan akan mengambil kebijakan pengetatan fiskal domestik sesuai janji kampanyenya dalam Pemilihan Presiden AS beberapa waktu yang lalu. Jika kebijakan itu diambil, maka akan terjadi pengetatan belanja dan meningkatkan pajak di negeri tersebut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor Indonesia ke AS tercatat mengalami penurunan senilai 120 juta dolar menjadi 9,9 miliar dolar pada periode Januari-Agustus 2012 jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 10,65 miliar dolar yang diakibatkan lemahnya permintaan di AS.
Sementara impor Indonesia dari AS meningkat 11,8 persen menjadi 7,64 miliar dolar AS pada Januari-Agustus 2012 dari sebelumnya 6,84 miliar dolar pada periode yang sama tahun lalu.
I028
Berita Lainnya
Kemenkeu memfasilitasi ruang fiskal program makan siang gratis
Jumat, 5 April 2024 20:15 Wib
Pajak hiburan bisa rendah dari 40-75 persen, ungkap Airlangga Hartarto
Jumat, 19 Januari 2024 13:57 Wib
Usaha spa di Bali ajukan insentif fiskal untuk gairahkan pariwisata
Selasa, 16 Januari 2024 6:56 Wib
Pemerintah diminta gunakan defisit APBN untuk intervensi suplai
Kamis, 4 Januari 2024 18:00 Wib
Sleman mendapatkan insentif fiskal Rp18,9 miliar dari Kemenkeu
Jumat, 6 Oktober 2023 20:02 Wib
Pemkab Sleman peroleh insentif fiskal 2023 dari Kemenkeu dan Kemendagri
Selasa, 1 Agustus 2023 11:34 Wib
Indonesia negara mampu lalui tiga krisis "urgen"
Kamis, 20 Juli 2023 18:54 Wib
Peran lembaga multilateral penting untuk negara tertekan utang
Kamis, 4 Mei 2023 6:41 Wib