Sekolah Vokasi UGM kembangkan sistem informasi ketenagakerjaan

id UGM

Sekolah Vokasi UGM kembangkan sistem informasi ketenagakerjaan

Universitas Gadjah Mada (istimewa)

Jogja  (ANTARA Jogja) - Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta sedang mengembangkan sistem informasi ketenagakerjaan yang diharapkan mampu mendekatkan institusi pendidikan dengan pihak industri.

"Sistem berbasis `database` itu akan menghubungkan berbagai basis data di beberapa pemangku kepentingan, yakni Sekolah Vokasi UGM, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans), dan industri," kata Koordinator Vocational Development Center (VDC) Wikan Sakarinto di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia pihaknya sedang menyusun sistem informasi profil tenaga kerja sekolah vokasi yang memetakan komponen dan sebaran yang mencakup seluruh wilayah Indonesia.

"Hingga saat ini permasalahan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) masih dijumpai di lapangan. `Gap` antara Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Kemnakertrans tentang upaya penyelarasan aplikasi KKNI dengan pihak industri masih belum terjembatani dengan baik," katanya.

Ia mengatakan kondisi itu menyebabkan konsep dan desain yang dikembangkan Kemdikbud bersama institusi pendidikan tinggi seperi universitas, sekolah vokasi maupun politeknik masih terkesan berjalan sendiri-sendiri tanpa respons konkret dari pihak industri.

Misalnya, KKNI jelas menyatakan tentang kesetaraan antara pendidikan vokasi dan akademik. Sayangnya penyerapan lulusan D4 yang merupakan S1 Terapan belum sepenuhnya disiapkan secara konkret oleh industri.

Menurut dia kondisi itu terjadi karena sistem kepegawaian di industri yang masih belum dapat membedakan dengan jelas antara lulusan D4 dengan S1 pada umumnya.

Padahal tampak jelas perbedaan bahwa lulusan D4 menyelesaikan pendidikan dengan komponen praktik sebanyak 60 persen dan teori 40 persen, sedangkan S1 90 persen pembelajaran didominasi teori.

Meskipun setara dalam KKNI, kata Ketua Program Studi Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM itu, antara lulusan D4 dan S1 tidak didesain untuk bekerja dalam bidang dan tanggung jawab yang sama.

"Persoalan lainnya adalah Kemnakertrans hingga kini masih berkutat dengan segala permasalahan TKI. Padahal terdapat institusi pendidikan vokasi setingkat SMK, sekolah vokasi, dan politeknik yang seharusnya bisa dilibatkan dalam menyiapkan TKI yang berkualitas dan bermartabat," katanya.
(B015)