Akbar Tandjung : demokrasi Indonesia paling demokratis

id akabr tanjung demokrasi

Akbar Tandjung : demokrasi Indonesia paling demokratis

Politisi Golkar Akbar Tanjung (Foto ANTARA)

Sleman (ANTARA Jogja) - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menilai demokrasi yang berjalan di Indonesia saat ini paling demokratis dibandingkan yang dikembangkan negara lain.

"Demokrasi di Indonesia merupakan yang paling demokratis dibandingkan negara lain, sebagai contoh pemilihan presiden di negara kita lebih demokratis dibandingkan Amerika," kata Akbar dalam Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan Dema Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, demokrasi Indonesia harus terus dijaga dengan berlandaskan Pancasila, jangan sampai rusak.

"Pancasila dalam perspektif demokrasi ada pada sila keempat. Membangun demokrasi dengan semangat musyawarah, bukan demokrasi yang kebablasan," katanya.

Ia mengatakan, demokrasi Indonesia memperlihatkan semangat permusyawaratan.

"Dari perpektif kelembagaan partai politik, sebenarnya Indonesia tidak membutuhkan partai yg banyak, apalagi sistem presidensil. Presiden yang dipilih rakyat, poresiden mandat langsung dari rakyat," katanya.

Akbar mengatakan, sepakat tetap memberikan kebebasan mendirikan partai politik, tetapi partai jangan terlalu banyak.

"Kelembagaan partai juga harus lebih kuat, saat ini fungsi komunikasi dan pendidikan politik partai masih lemah, komunikasi politik harus terus melekat pada partai politik," katanya.

Ia mengatakan, fungsi intermediasi partai politik untuk menjembatani rakyat dan pemerintah, juga masih lemah.

"Jabatan politik sebenarnya dari tokoh yang dididik partai, namun saat ini hanya sebagai kendaraan dari tokoh yang ingin menduduki jabatan politik, sehingga terjadi transaksi politik. Parpol lemah dalam kaderisasi," katanya.

Lebih lanjut Akbar mengatakan, pada saat yang sama ini, bagaimana kita mampu menghapus transaksi politik, karena ini mencederai demokrasi.

"Rakyat juga gampang diiming-imingi oleh oligargi politik untuk memperoleh dukungan suara, sehingga terjadi politik uang.

Rakyat juga harus dilatih sadar pilihan poltik didasari sebagai rasa memiliki dan tanggung jawab sebagai pemilih," katanya.***1***

(U.V001/B/E001/E001) 04-12-2012 11:52:31