Peluang usaha perbenihan di DIY terbuka lebar

id benih

Peluang usaha perbenihan di DIY terbuka lebar

Benih siap jual yang diproduksi di UPT Balai Benih Pertanian Bantul, DIY (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul (ANTARA Jogja) - Peluang usaha perbenihan berbagai tanaman pangan di Daerah Istimewa Yogyakarta, sampai saat ini masih terbuka lebar, kata Ketua Asosiasi Produsen Benih Tanaman Pangan DIY, Budi Santosa.

"Produksi benih tanaman pangan selama satu tahun masih jauh dari kebutuhan, sehingga peluang usaha perbenihan masih terbuka lebar asal tahu bagaimana menjaga kualitas, kuantitas dan harga serta strategi," katanya di Bantul, Jumat.

Menurut dia, untuk kebutuhan benih padi di DIY pada 2012 sebanyak 3.904 ton, namun realisasi produksi benih selama 2011 sebanyak 2.519 ton, kemudian kebutuhan benih jagung sebanyak 1.185 ton hanya terealisasi 121,1 ton.

Untuk kebutuhan benih kedelai sebanyak 1.522 ton hanya terealisasi 27,84 ton dan yang paling jauh dari kebutuhan pada benih kacang tanah, dari kebutuhan 8.000 ton hanya terealisasi 1,4 ton.

"Untuk memenuhi kebutuhan benih tersebut selama ini DIY masih mencari dari luar daerah seperti Boyolali dan Klaten (Jawa Tengah). Namun untuk benih jagung sebagian besar dari industri atau perusahaan," katanya.

Asosiasinya merupakan organisasi yang diprakarsai Kantor Pengawas Sertifikasi benih yang di dalamnya semua anggota produsen tanaman pangan yang berfungsi memenuhi sasaran terjaminnya keseimbangan benih padi dan palawija yang unggul dan berkualitas.

"Oleh sebab itu, asosiasi berusaha mengembangkan berbagai varietas yang disukai petani dan pasar agar petani mendapatkan hasil yang optimal sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat," katanya.

Menurut dia, benih merupakan salah satu faktor penting dalam budi daya tanaman, dan pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi kualitas benih, karena penggunaan benih unggul bermutu akan menjamin pertumbuhan tanaman yang optimal.

Ia mengatakan, sehubungan dengan program pemerintah tentang peningkatan produksi beras nasional (P2BN) menuju surplus beras 10 juta ton pada 2014, maka hal itu tidak bisa lepas dari kebutuhan benih tepat jumlah dan berkualitas.

"Program ini mendorong para produsen meningkatkan produksinya, juga memberi peluang usaha perbenihan di DIY, sehingga produsen benih luar daerah tidak mengambil alih kebutuhan benih DIY dan produsen di DIY hanya jadi penonton," katanya.

(KR-HRI)