BPBD Bantul kekurangan tenaga ahli

id BPBD

BPBD Bantul kekurangan tenaga ahli

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul (ANTARA Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, saat ini masih kekurangan tenaga ahli yang menangani berbagai bidang.

"Kami masih kekurangan tenaga seperti ahli geografi, ahli teknologi informatika dan teknik sipil. Sumber daya manusia (SDM) tersebut sangat dibutuhkan untuk pemetaan wilayah rawan bencana," kata Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto di Bantul, Senin.

Disela perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-2 BPBD Bantul, ia mengatakan pihaknya sudah menyampaikan permasalahan kekurangan SDM atau tenaga ahli ini kepada Bupati dan Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul.

"Dari sebanyak 30 tenaga yang sudah ada, kami mengajukan tambahan sekitar 20 tenaga. Mudah-mudahan segera ditindaklanjuti," katanya.

Menurut dia guna menutup kekurangan SDM tersebut, sementara ini pihaknya terus meningkatkan pelatihan-pelatihan, agar kekurangan SDM tersebut tidak menjadi kendala berarti dalam penanggulangan bencana di Bantul.

Ia menyebutkan, selama 2012 bencana alam di Bantul didominasi empat bencana yakni angin kencang sebanyak 145 kali, kebakaran sebanyak 70 kali, tanah longsor 66 kali serta banjir lima kali.

"Dari empat bencana itu, bencana tanah longsor yang mengakibatkan kerugian materi paling besar mencapai Rp300 juta dan sempat menelan satu korban jiwa," katanya.

Menurut dia, bencana yang terjadi di Bantul dipengaruhi faktor perubahan cuaca ekstrim serta pemanasan global yang bukan hanya terjadi di Bantul tapi juga di seluruh dunia.

"Seperti badai Narelle yang terjadi di Australia saat ini juga berdampak pada angin kencang di Bantul," katanya.

Bupati Bantul Sri Surya Widati mengatakan untuk mengatasi kekurangan tenaga di BPBD Bantul, pihaknya mengimbau warga untuk turut serta dalam menanggulangi bencana melalui Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang ada di setiap desa dan kecamatan.

"Kesadaran warga untuk bergotongroyong mengatasi bencana sudah sangat tinggi. Kami mengapresiasi itu, saya berharap bisa semakin di tingkatkan," katanya.

(KR-HRI)