Kantin sehat tekan kasus keracunan siswa

id bupati bantul sri

Kantin sehat tekan kasus keracunan siswa

Bupati Bantul Sri Suryawidati (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (Antara Jogja) - Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Surya Widati mengharapkan agar kantin sehat di sekolah dapat menekan kasus keracunan makanan para siswa mengingat masih tingginya kasus tersebut.

"Saya mengapresiasi berdirinya kantin sehat di beberapa sekolah di Bantul, semoga keberadaannya bisa memberikan manfaat bagi keluarga besar sekolah," katanya di Bantul, Jumat.

Bupati saat meresmikan Kantin Sehat SMA Negeri 2 Bantul mengatakan, tanggung jawab sekolah bukan hanya di bidang pelajaran saja, melainkan seluruh aktivitas siswa, karena orang tua telah menyerahkan anak sepenuhnya kepada sekolah.

"Dengan adanya kantin sehat ini, maka siswa tidak perlu lagi keluar dari pagar sekolah untuk membeli makanan/jajanan, sehingga mereka lebih aman dan terkontrol jika tetap berada dalam sekolah hingga waktunya pulang," katanya.

Bupati mengatakan, kantin sekolah harus sehat dan murah, karena merupakan media untuk pendidikan dan pembudayaan makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang, serta melatih cara berjualan yang baik.

"Sebaiknya sosialisasi tentang makanan sehat perlu dilaksanakan secara berkelanjutan melalui berbagai cara seperti pada dinding kantin diletakkan poster-poster penyuluhan gizi seimbang yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran," katanya.

Dari segi makanan yang dijual, kata Bupati makanan yang ada di kantin sekolah tidak boleh mengandung zat pewarna, pengawet, Monosodium Glutamat (MSG) serta pemanis buatan yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Saya berharap siswa dan warga sekolah mengetahui standar makanan yang layak dikonsumsi atau tidak. Jika menemukan jajanan yang tidak sehat bisa diadukan ke Dinas Kesehatan atau instansi terkait seperti BPOM," katanya.

Menurut Bupati, berdasarkan data dari BPOM 2010 lalu, persentase keracunan makanan di sekolah sekitar 26,9 persen. Angka ini menempati urutan kedua setelah di tempat tinggal sebesar 56,52 persen.

"Faktanya sebagian jajanan yang beredar di sekolah banyak mengandung bahan tambahan pangan berbahaya yang melebihi ambang batas, di antaranya mengandung bahan kimia yang dilarang termasuk residu pestisida, higienitas makanan rendah karena dijual ditempat terbuka dan tanpa pelindung," katanya.

Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Bantul Titi Prawiti mengatakan, sekolahnya saat ini tengah menjadi "green school" atau lingkungan sekolah yang tertata asri dengan kesadaran menjaga tanaman di lingkungan sekolah mulai dengan membuat tamanisasi, kebersihan sanitasi, kamar mandi, WC dan membuat kantin sehat.

"Tidak dapat dihindari sekolah, bahwa jajanan makanan di luar dengan kebersihan dan higienitas yang tidak dapat dipertanggungjawabkan masih marak dijual," katanya..

(T.KR-HRI)