Bantul petakan sawah untuk lahan abadi

id sawah di bantul

Bantul petakan sawah untuk lahan abadi

kawasan persawahan (Foto ANTARA/Mamiek)

Bantul (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sedang melakukan pemetaan sawah di daerah itu yang akan dipertahankan untuk dijadikan sebagai lahan pertanian abadi.

"Kami sedang merumuskan titik-titik sawah yang harus dilestarikan sebagai tindak lanjut pemerintah dalam mempertahankan lahan pertanian dari alih fungsi lahan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul, Riyantono di Bantul, Jumat.

Menurut dia, pemerintah kabupaten (Pemkab) telah mengarah pada seluas 13.000 hektare untuk ditetapkan sebagai lahan pertanian abadi, sementara saat ini lahan pertanian di Bantul mencapai 15.000 hektare untuk lahan subur dan lahan marginal 3.000 hektare.

Ia mengatakan, karena proses pemetaan titik-titik sawah yang akan dipertahankan ini berhadapan langsung dengan rakyat, maka pihaknya harus berhati-hati, karena masih banyak lahan pertanian subur di Bantul hanya satu-satunya yang dimiliki warga setempat.

"Rumusan masih dalam pembahasan, kami memang harus hati-hati manakala lahan itu sebagian diantaranya milik penduduk hanya satu-satunya, ini karena budaya jawa yang turun temurun pada satu lahan yang dibagi-bagi," katanya.

Menurut dia, penentuan titik-titik lahan sangat diperlukan mengingat nantinya akan ada program sertifikasi lahan terhadap lahan yang ditetapkan tersebut sehingga dimungkinkan tidak mengalami perubahan.

"Kami akan mengupayakan secepatnya selesai, jadi masih belum kami umumkan lokasi itu mana saja, hanya saja jelas di sejumlah kecamatan yang memiliki potensi seperti kecamataan Bantul, Kretek, Bambanglipuro dan sebagian di Jetis," katanya.

Ia mengatakan, setelah ada penetapan lahan yang perlu dilestarikan, maka dari Pemkab akan menanggung biaya pajak bagi petani yang miskin, bahkan diupayakan tanah akan disertifikasikan yang isinya tidak boleh dialihfungsikan.

"Bagi petani yang lahannya bersedia untuk dilestarikan maka akan diberikan imbalan, seperti ditanggung biaya pajaknya bagi petani yang tidak mampu. Ini sebagai upaya kami untuk mempertahankan lahan abadi," katanya.

Sementara itu, menurut dia meski saat ini lahan pertanian di Bantul seluas sekitar 18.000 hektare termasuk lahan marginal bukan berarti untuk mempertahankan angka 13.000 lahan yang sekitar 5.000 hektare diserahkan ke pengembang.

"Angka 13.000 hektare itu tentu ada kepentingan guna ketahanan pangan dan terus kami sosialisaikan, namun bukan berarti lahan sisanya harus disegerakan alih fungsi, namun tetap kami rem," katanya.
(.KR-HRI)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024