Yogyakarta (Antara Jogja) - Slogan antipremanisme yang tersebar di Yogyakarta jangan sampai menjadi isu rasial yang justru mendiskreditkan suatu suku atau masyarakat pendatang tertentu di daerah setempat, kata peneliti dari Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada.
"Potensi pengidentikan preman terhadap masyarakat pendatang tertentu perlu dihindari. Apalagi hanya mengklasifikasikan berdasarkan bentuk fisik saja," katanya dalam diskusi bertema "Negara dan Premanisme" di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Rabu.
Masalahnya, menurut dia, apabila tidak disikapi secara bijak, secara perlahan akan melekat di benak masyarakat rasa curiga terhadap setiap suku tertentu yang dianggap berpotensi sebagai preman.
"Sampai sekarang, misalnya, masih susah mahasiswa atau pendatang dari Indonesia Timur mencari `kos-kosan` (indekos, red.) di Yogyakarta," katanya.
Generalisasi sebuah peristiwa terhadap suatu golongan atau masyarakat tertentu, menurut dia, perlu dihindari sebab hal itu justru membuktikan bahwa prinsip multikulturalisme belum benar-benar dipahami secara utuh.
"Multikultur kebanyakan masih banyak dipahami dalam persoalan kuliner saja," katanya.
Sementara itu, kata dia, labelisasi bahwa Yogyakarta memiliki budaya atau kearifan lokal tertentu juga jangan sampai justru menjadi pemicu perbedaan, apalagi sampai menyingkirkan.
Seharusnya, kata dia, pengagungan slogan kearifan lokal di Yogyakarta justru harus menunjukkan inklusivitas yang merangkul semuanya, serta tidak memiliki potensi untuk mengklasifikasikan masyarakat tertentu.
"Ketika kita berbicara atau mengagungkan prinsip `local wisdom`, jangan-jangan kita sedang mengeliminasi orang lain di luar dari budaya kita," kata pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM itu.
Masyarakat yang dinilai di luar dari prinsip kearifan lokal tersebut, menurut dia, dikhawatirkan akan muncul kewajaran untuk tidak diperdulikan.
(KR-LQH)
Berita Lainnya
Membuat resah, puluhan preman ditangkapi
Selasa, 27 Desember 2022 0:02 Wib
Objek wisata di Jabar aman dari aksi preman, jamin kapolda
Jumat, 23 Desember 2022 7:28 Wib
Amankan Lebaran, 92 preman digelandang polisi
Sabtu, 30 April 2022 4:01 Wib
Sebelum Lebaran 2022, premanisme dibabat habis
Sabtu, 23 April 2022 5:07 Wib
Penjara tak bikin kapok John Kei
Selasa, 23 Juni 2020 11:19 Wib
Peneliti : indeks kekerasan di Sleman meningkat
Kamis, 26 Januari 2017 19:25 Wib
Indeks potensi konflik dari premanisme Yogyakarta meningkat
Minggu, 9 Oktober 2016 9:23 Wib
Pengamat: pemberantasan premanisme jangan hanya reaksional
Minggu, 21 April 2013 7:50 Wib