Polres Gunung Kidul sosialisasi tertib berlalu lintas

id Operasi Simpatik Progo

Polres Gunung Kidul  sosialisasi tertib berlalu lintas

Polres Gunung Kidul, menggiatankan "Operasi Simpatik Progo 2013" dengan menggunakan media kesenian tradisional reog. Kegaitan sosialisasi dengan media ini dirasa tepat sasaran dalam menyampaikan pesan sosial supaya masyarakat tertib dalam berlalu lin

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Kepolisian Resor Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin menggelar sosialisasi keselamatan berlalu lintas dalam "Operasi Simpatik Progo 2013" dengan menggunakan media kesenian tradisional reog yang diperankan oleh anggota polisi.

Kegiatan operasi simpati tersebut berlangsung di Alun-alun pemkab Gunung Kidul atau di perempatan depan DPRD Gunung Kidul, Simpang lima Siyono pada Senin, 06.30 WIB hingga 08.00 WIB.

Dalam kegiatan itu, sejumlah polisi pria maupun wanita mengenakan busana reog untuk sosialisasikan tentang keselamatan berlalu lintas seperti menghidupkan lampu bagi kendaraan roda dua, penggunaan helm yang benar dan penggunaan sabuk bagi pengendara mobil.

Angota polisi bahkan tidak segan untuk menari seusai dengan iringan gamelan musik reog yang mengiringi di pinggir jalan, sambil membawa pamflet dan membagikan brosur kepada pengguna jalan.

"Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Gunung Kidul selalu mematuhi peraturan berlalulintas demi keselamatan bersama. Jadikan tertib lalulintas sebagai budaya," kata Kasat Lantas Polres Gunung Kidul AKP Endar Isnianto.

Ia mengatakan, Satuan Polisi Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Gunung Kidul, selama beberapa minggu terakhir mencatat angka kecelakaan mengalami peningkatan yang sangat signifikat. "Namun hanya tergolong kecelakaan ringan,"kata dia.

Menurut dia, meningkatnya angka kecelakaan terjadi diluar jalur operasi pihak kepolisian. Dia berharap masyarakat mematuhi rambu untuk mengurangi angka kecelakaan. "Sebagian besar tidak mengenal medan,"kata dia.

Kabag Operasional Polres Gunung Kidul Kompol Suraji mengatakan pemilihan penggunakan seni budaya lokal atau kearifan lokal, ini agat masyarakat mudah memahami sosialisasi. "Masyarakat bisa memahami arti keselamatan berlalu lintas,"kata dia.

Ia mengatakan, tujuan dari sosialisasi ini, masyarakat tertib dalam berlalu lintas, sehingga mengurangi angka kecelakaan di Gunung Kidul.

"Selain itu masyarakat dengan budaya, masyarakat bisa mencintai Polri," kata dia.

Sementara salah seorang pengendara sepeda motor warga Playen, Sri Puji mengatakan terhibur dengan adanya polisi menggunakan pakaian reog. "Sosialisasi yang unik, dan menghibur. Pesan sosialnya mudah diterima,"kata Sri.

(KR-STR)