Bantul siap fasilitasi pengobatan balita kecanduan merokok

id rokok

Bantul siap fasilitasi pengobatan balita kecanduan merokok

Ilustrasi perokok (Foto antaranews.com)

Bantul (Antara Jogja) - Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, siap memfasilitasi pengobatan terhadap balita berinisial DCS warga Gunturan, Desa Triharjo, Kecamatan Pandak, yang kecanduan merokok.

Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul I Wayan Sudana di Bantul, Senin, membenarkan, pihaknya telah mendengar kabar balita gemar merokok, dan siap memfasilitasi pengobatan jika mendapat rujukan dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

"Di RSUD kini telah tersedia klinik berhenti merokok yang dapat menampung balita penggemar rokok. Yang jelas ada kliniknya, nanti akan kami siapkan teknisnya seperti apa," katanya.

Menurut dia, pihaknya juga meminta pihak keluarga balita tersebut untuk mempersiapkan berbagai syarat administrasi, seperti jaminan kesehatan, agar pada saat pengobatan nanti tidak terkendala biaya.

Ia mengatakan, selama di Bantul pihaknya baru kali ini menemukan pecandu rokok yang dialami anak balita, yang dikabarkan gemar merokok sudah selama kurang lebih empat bulan.

"Setahu saya, kalau RSUD baru kali ini mengetahui ada kejadian seperti itu, jadi ini memang baru. Namun, yang jelas kami siap memfasilitasi agar berhenti merokok," katanya.

Diberitakan sebelumnya, ayah balita perokok, Suyatno mengatakan putrinya yang berusia tiga tahun itu, gemar merokok sejak empat bulan lalu, diduga karena diajari tetangganya mengisap kertas yang biasa digunakan untuk membuat rokok `linting`.

Bahkan, kata dia, putrinya tersebut kerap meminta rokok kepada siapa saja yang dikenalnya, untuk diisap. Kata anaknya itu, kertas rokok tersebut rasanya manis.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Pandak II Karjiyem saat dikonfirmasi mengatakan, hingga hari ini belum dilakukan pemeriksaan kesehatan balita perempuan asal Desa Triharjo tersebut.

"Belum ada pemeriksaan, karena sampai hari ini orangtuanya belum membawa ke puskesmas," katanya.

Meski begitu, kata dia, jika dalam beberapa hari ke depan tetap tidak dibawa ke puskesmas, pihaknya akan melakukan "jemput bola" ke tempat tinggal anak tersebut di Dusun Gunturan, Triharjo, Pandak, Bantul.

"Untuk jemput bola, kami akan melibatkan unsur pemerintah kecamatan, dan Polsek setempat, mungkin pemeriksaannya tidak hanya pada paru-paru, namun harus menyeluruh, karena anak itu mengalami kesulitan bicara," katanya.

(KR-HRI)