BPS: populasi sapi Kulon Progo turun

id populasi ternak sapi

BPS: populasi sapi Kulon Progo turun

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kulon Progo. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Populasi sapi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami penurunan hingga 36 persen dari 69.681 ekor menjadi 44.570 ekor pada 2012/2013, kata Kepala Badan Pusat Statistik Kulon Progo Sugeng Utomo.

Berdasarkan "Sensus Pertanian 2013" yang dilakukan petugas, penurunan populasi sapi disebabkan oleh aksi jual sapi April 2013 karena tingginya harga jual, kata Sugeng Utomo di Kulon Progo, Senin.

"Penurunan populasi di Kabupaten Kulon Progo paling parah terjadi pada 2012/2013. Khususnya pada April, dengan disertai aksi jual sapi yang sangat tinggi," kata Sugeng.

Ia mengatakan dari 12 kecamatan yang ada di Kulon Progo, tingkat populasi sapi yang paling parah mengalami penurunan terjadi di Kecamatan Temon yang mencapai 47 persen dari 4.753 ekor menjadi 2.518 ekor.

"Berdasarkan evaluasi hasil sensus, peternak menjual sapi mereka saat harga sapi murah. Misalnya, peternak yang memiliki lima ekor dijual satu atau dua ekor untuk memenuhi kebutuhan sapi lainnya atau "sapi makan sapi"," kata dia.

Ia mengatakan penyebab tingkat populasi di Kulon Progo mengalami penurunan disebabkan oleh beberapa faktor yakni harga sapi pada 2012 turun drastis sehingga petani enggan memelihara, terkena virus dan aksi jual pada April 2013 tapi petani enggan memelihara dan ganti profesi.

Ia mengatakan sensus ini, kata Sugeng, untuk menindaklanjuti program Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau (PSPK) 2011 dalam rangka mewujudkan swasembada sapi 2014 oleh Kementerian Pertanian.

"Ternyata dengan adanya pembatasan impor sapi cenderung menyebabkan aksi jual, sapi lokal banyak yang dipotong sehingga populasi mengalami penurunan," kata dia.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Kelautan, Perikanan dan Dinas Kepenak) Kulon Progo, Nur Syamsu Hidayat mengatakan, populasi sapi di Kulon Progo mengalami penurunan sekitar 16.319 ekor dari 72.810 ekor menjadi 56.491 ekor pada 2012 .

Menurut dia, penurunan populasi sapi disebabkan oleh rendahanya harga sapi dan tingginya pakan ternak. Akibatnya, peternak menjual ternak mereka.

"Populasi ternak sapi hingga Juni 2012 baru mencapai 52.090 ekor, kedudian hingga Desember naik lagi 4.401 ekor. Hal ini disebabkan oleh rendahnya harga sapi dipasaran yang membuat peternak enggan memelihara sapi," kata Nur.

Menurut dia, populasi ternak sapi 2012 terburuk dalam tiga tahun terakhir. Sebab, sejak 2010 hingga 2011, populasi ternak sapi terus mengalami kenaikan yang signifikan. Pada 2010, populasi sapi mencapai 61.112 ekor, kemudian 2011 naik menjadi 72.810 ekor atau mengalami kenaikan 19,14 persen.

"Pada 2013 ini, kami harus bekerja lebih giat lagi untuk meningkatkan populasi ternak sapi. Kami mentargetkan pertumbuhan populasi ternak sapi mencapai 20 persen. Kami optimistis, target tersebut dapat terealisasi," kata dia. 

(KR-STR)