Dinkes Kota Yogyakarta targetkan pencapaian Bias 100 persen

id imunisasi

Dinkes Kota  Yogyakarta targetkan pencapaian Bias 100 persen

ilustrasi (Foto Antara/doc)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menargetkan pencapaian imunisasi dalam Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah 2013 bisa mencapai 100 persen atau lebih tinggi dibanding 2012 yang hanya 91 persen.

"Pada tahun lalu, pencapaiannya belum maksimal karena ada beberapa orang tua yang tidak mengizinkan anaknya diimunisasi di sekolah. Padahal, imunisasi sangat penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak terhadap penyakit," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Citraningsih di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, untuk mencapai target yang diharapkan, Dinas Kesehatan telah melakukan sejumlah upaya seperti sosialisasi ke sekolah, serta meminta sekolah untuk menginformasikan program tersebut ke orang tua siswa melalui Komite Sekolah.

Selain itu, sosialisasi juga ditempuh dengan membuat poster berisi tujuan imunisasi dan menyampaikan program melalui media elektronik.

"Apabila seluruh anak sudah memiliki kekebalan terhadap penyakit, maka tidak dimungkinkan adanya penularan. Jika masih ada anak yang tidak diimunisasi, maka penyebaran penyakit masih mungkin terjadi," katanya.

Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) 2013 di Kota Yogyakarta akan dilakukan pada Agustus dan November.

Pada Agustus, sasarannya adalah siswa Kelas 1 Sekolah Dasar (SD) dengan imunisasi yang akan diberikan adalah imunisasi campak.

Imunisasi campak diberikan pertama kali saat anak berusia sembilan bulan, sehingga perlu diulang kembali saat anak masuk usia sekolah dasar karena dimungkinkan kekebalan tubuh terhadap campak sudah menurun.

"Jika imunisasi ini tidak diulang, maka ada kemungkinan anak bisa terkena campak," katanya.

Sedangkan pada November, imunisasi yang akan diberikan adalah difteri tetanus (DT) dengan sasaran siswa Kelas 1,2,3 dan 4 SD.

"Program BIAS sengaja dilakukan di bulan yang berbeda. Jika dilakukan di bulan yang sama, maka anak Kelas 1 SD harus menerima dua kali suntikan dalam sehari. Karenanya, kami melakukannya di bulan yang berbeda," katanya.

Ia pun berharap, apabila ada reaksi yang dialami anak setelah menerima imunisasi seperti demam, bengkak atau anak menjadi rewel, masyarakat sebaiknya melaporkan ke puskesmas terdekat.

"Reaksi itu wajar dan menunjukkan bahwa vaksi yang disuntikkan ke tubuh dalam kondisi baik," kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu.
(E013)

Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.