Festival Barongsai meriahkan perayaan Peh Cun 2013

id barongsai

Festival Barongsai meriahkan perayaan Peh Cun 2013

Salah satu peserta dalam festival barongsai di Parangtritis, Bantul (Foto Antara/Hery Sidik)

Bantul (Antara Jogja) - Festival Barongsai yang digelar di komplek Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memeriahkan perayaan Peh Cun 2013, suatu tradisi etnis masyarakat Tionghoa Yogyakarta, Rabu.

Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Peh Cun 2013 Muwardi Gumawan di sela acara tersebut, Rabu mengatakan festival barongsai diikuti sepuluh tim yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah.

"Pada perayaan kali ini kami sengaja menampilkan sesuatu yang lain yakni festival barongsai di sela Peh Cun yang tidak pernah diselenggarakan pada perayaan sebelumnya. Dan diharapkan menjadi ikon dalam setiap perayaan Peh Cun," katanya.

Menurut dia, festival barongsai ditampilkan sejak pukul 11.00 WIB hingga saat ini masih berlangsung tersebut memperebutkan piala Raja sekaligus Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan total hadiah uang pembinaan sebesar Rp18 juta.

"Ke depan kami juga akan terus mengupayakan pementasan barongsai, bahkan secara nasional, sehingga tim yang ikut bisa lebih banyak, mengingat budaya Tionghoa ini sudah diterima di tengah-tengah masyarakat Yogyakarta," katanya.

Sementara untuk ritual Peh Cun sendiri dilaksanakan pada pukul 12.00 WIB hingga pukul 12.30 WIB diawali dengan doa bersama masyarakat Tionghoa di pinggir pantai Parangtritis dan dilanjutkan dengan tradisi mendirikan telur di pelataran.

Menurut dia, perayaan Peh Cun merupakan bagian ungkapan rasa syukur atas berkah yang berlimpah dan untuk hari yang penuh rahmat dan menjadi tradisi yang dirayakan bangsa Tionghoa yang kemudian dilestarikan di Yogyakarta.

Ritual digelar bertepatan dengan tanggal 5 bulan 5 penanggalan Tionghoa tepat pukul 12.00 WIB tersebut telur bisa berdiri sendiri tanpa dipegangi, hal ini karena posisi bumi, bulan dan matahari berada dalam posisi segaris, yang menyebabkan tarik menarik grafitasi.

"Dengan perayaan ini menunjukkan jika kebudayaan di Yogyakarta beragam, termasuk budaya etnis tionghoa yang sudah diterima masyarakat Yogyakarta, sehingga kami mencoba untuk melestarikan," katanya.

Ia mengatakan, perayaan Peh Cun oleh masyarakat Tionghoa Yogyakarta di Parangtritis ini juga telah terselenggara selama 12 tahun berturut-turut sejak 2000 sampai 2012, kecuali pada 2006 karena gempa bumi DIY.

Perayaan Peh Cun selain dihadiri masyarakat etnis Tionghoa Yogyakarta, juga dihadiri Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Bupati Bantul Sri Surya Widati dan pejabat dari dinas dan instansi terkait di daerah ini.

(KR-HRI)