Disperindag Kulon Progo tertibkan "pasar tumpah"

id pasar tumpah

Disperindag Kulon Progo tertibkan "pasar tumpah"

ilustrasi (antaranews.com)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, segera menertibkan pasar tumpah yang berpotensi menggangu kelancaran arus mudik Lebaran 1434 Hijriah.

Kepala Bidang Pengelolaan Pasar DisperindagESDM Kulon Progo Ahmad Syahrun di Kulon Progo, Selasa, mengatakan di Kulon Progo terdapat 15 pasar tradisional yang rawan terjadi pasar tumpah.

Adapun 15 pasar tradisional di Kulon Progo yang rawan terjadi pasar tumpah. Meliputi Pasar Temon, Bendungan (Wates), Wates, Brosot (Galur), Niten (Girimulyo), Kenteng (Nanggulan), Pasar Burung/Kelapa (Wates), Kranggan (Galur), Dekso (Kalibawang), Potrogaten (Lendah), Pengasih, Sentolo, Glaeng (Temon), Pripih (Kokap), Bangeran (Lendah), kata Syahrun.

"Seperti tahun-tahun yang lalu, menjelang lebaran biasanya ada pasar tumpah akibat meningkatnya kebutuhan masyarakat. Meningkatnya pengunjung pasar dengan kendaraan roda dua maupun roda empat menimbulkan kemacetan lalu lintas di sekitar pasar,"kata Syahrun.

Selain itu, menurut Syahrun, banyaknya pedagang musiman yang masuk ke dalam pasar juga menimbulkan persoalan karena kondisi pasar menjadi sempit dan semrawut.

Untuk melakukan penertiban ini, kata Syahrun, DisperindagESDM akan melakukan koordinasi dengan Satpol PP dan Disbubkominfo yang akan mulai ditertibkan pada 1-7 Agustus.

"Penertiban yang akan dilakukan meliputi parkir kendaraan di sekitar pasar maupun penertiban pedagang di dalam pasar. Kami mengadakan penertiban agar lalu lintas kendaraan di sekitar pasar lancar dan lalu lintas barang maupun orang di dalam pasar sendiri juga lebih lancar," katanya.

Dia mengatakan dari 15 pasar rawan terjadi pasar tumpah, ada tujuh pasar tradisional yang berada di jalur utama dan altarnatif arus mudik.

Pasar tradisonal yang berada di jalur utama mudik, seperti Pasar Temon dan Pasar Burung, sedangkan pasar yang berada di jalur alternatif jalur selatan (Purworejo-Bantul) yakni Pasar Glaeng, Pasar Kranggan, dan Pasar Brosot, dan jalur alternatif Wates-Magelang seperti Pasar Pengasih dan Pasar Dekso.

"Petugas kami akan bekerja ekstra, yang hari-hari biasa hanya menarik retribusi, sekarang ikut jadwal penertiban ini, jadi ekstra kerjanya," kata dia.

Sementara iu, anggota Komisi II DPRD Kulon Progo Sudarta mengharapkan DisperindagESDM melakukan penertiban pasar tradisional yang rawan terjadi pasar tumpah. Meski terkesan semrawut, namun menurutnya, di sisi lain juga merupakan potensi ekonomi masyarakat.

"Pasar tumpah semestinya didata kemudian dikelola, bisa dikembangkan menjadi pasar desa. Pasar yang tumbuh dari masyarakat sendiri, sehingga potensial dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat," katanya.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024