Dua sopir bus positif gunakan amfetamin

id terminal giwiangan sop[ir

 Dua sopir bus positif gunakan amfetamin

Terminal Bus Giwangan Yogyakarta (Foto Antara/Rizky)

Jogja (Antara Jogja) - Dua sopir bus tidak dibolehkan menjalankan kendaraannya setelah petugas dari Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Yogyakarta dalam pemeriksaan kesehatan di Terminal Giwangan menyatakan keduanya positif mengonsumsi amfetamin.

"Keduanya adalah sopir bus jarak jauh dengan tujuan Yogyakarta-Surabaya dan Yogyakarta-Jakarta," kata Koordinator Petugas Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) Yogyakarta Aprilia Rubiana di Yogyakarta, Minggu.

  Setelah dinyatakan positif mengonsumsi amfetamin, keduanya kemudian dirujuk ke Posko Jasa Raharja untuk dilakukan langkah lebih lanjut karena tim kesehatan belum dapat memastikan jenis narkoba yang dikonsumsi oleh kedua sopir tersebut.

  "Amfetamin adalah zat turunan dari ekstasi. Namun kami belum bisa memastikan apakah amfetamin yang terdeteksi tersebut benar dari narkoba atau obat-obatan jenis lainnya," katanya.

  Pada pemeriksaan kesehatan sopir bus di Terminal Giwangan, ada 54 sopir yang dites kesehatan. Para sopir bus tersebut menjalani pemeriksaan tekanan darah dan urine.

  Dalam pemeriksaan kesehatan tersebut juga diketahui seorang sopir mengonsumsi benzodiazepin yaitu zat yang terkandung dalam minuman suplemen. Dua sopir menderita diabetes militus (DM) dan 18 sopir dinyatakan layak dengan catatan, dan selebihnya dinyatakan layak mengemudikan bus untuk Angkutan Lebaran 2013.

  Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Giwangan Bekti Zunanta mengatakan segera meminta perusahaan untuk menindaklanjuti dengan mengistirahatkan kedua sopir bus tersebut dan bus bisa dikemudikan oleh sopir cadangan.

  "PO juga harus lebih selektif memilih sopir. Sopir pun diminta menjaga kesehatan dengan tidak mengonsumsi narkoba atau obat-obatan secara sembarangan. Ini juga untuk menjamin keselamatan perjalanan," katanya.

  Sementara itu, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan, pemeriksaan faktor risiko untuk sopir bus selama masa Angkutan Lebaran penting dilakukan untuk menjamin keamanan penumpang.

  "Pemeriksaan faktor risiko, mulai dari kondisi kesehatan pengemudi, hingga narkoba penting dilakukan untuk menjaga agar pemudik tetap aman," katanya.

   Selain melakukan pengecekan terhadap sejumlah posko kesehatan di Terminal Giwangan, Tjandra juga melakukan pemeriksaan terhadap makanan yang dijajakan di beberapa warung makan yang ada di terminal.

  Meski menyatakan makanan yang dijual sudah cukup baik, namun Tjandra berharap pemilik warung makan tetap bisa memperhatikan kondisi kebersihan terutama dari alat makan yang digunakan, serta meminta pemudik untuk menjaga kebersihan diri seperti cuci tangan dengan sabun sebelum makan.

  "Dengan kondisi tubuh yang sehat, maka perjalanan para pemudik juga tidak akan terganggu," katanya.

  Selain melakukan pengecekan di Terminal Giwangan, Tjandra dan rombongan sudah terlebih dulu melakukan pengecekan di Bandara Adi Sumarmo, Puskesmas Delanggu, Pos Kesehatan di Prambanan dan berbagai tempat lain.

   "Secara umum, posko-posko tersebut sudah terkoordinasikan dengan baik. Ada peningkatan dibanding tahun lalu," katanya.

  Dari Kamis (1/8) hingga Sabtu (3/8), jumlah penumpang yang datang dan berangkat dari Terminal Giwangan terus mengalami peningkatan.

  Pada Sabtu, jumlah penumpang datang 30.365 orang dan berangkat 25.066 orang. Jumlah tersebut diperkirakan meningkat pada Minggu (4/8) menjadi sekitar 31.000 penumpang datang.
(E013)

Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024