Polisi Sleman menduga pembunuh janda orang dekat

id polisi sleman menduga

Polisi Sleman menduga pembunuh janda orang dekat

Ilustrasi (Foto centroone.com )

Sleman (Antara Jogja) - Tim Reserse Kriminal Polres Sleman terus melakukan penyelidikan kasus perampokan disertai pembunuhan terhadap janda Sri Umiyati Sunaryo (71) di Dusun Kepatihan, Tamanmartani, Kalasan, Rabu (21/8), dan diduga pelakunya orang dekat.

Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Heru Muslimin, Kamis, mengatakan, hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) ditemukan jejak pelaku masuk ke rumah dengan menaiki atap, dan membuka genteng.

"Genteng yang dibuka tepat di atas eternit yang sudah terbuka. Kemungkinan orang dekat yang sudah tahu seluk beluk di dalam dan sekitar rumah korban," katanya.

Menurut dia, belum diketahui pelaku berniat melakukan pencurian atau bukan, sebab sertifikat tanah, asesoris dan barang-barang milik korban masih ada.

Dugaan sementara, kata dia, pelaku nekat membunuh korban karena kedatangannya dipergoki korban.

"Kami bersama keluarga korban sudah cek lemari dan laci kamar tapi belum diketahui barang apa yang hilang, keluarga juga belum tahu karena korban tinggal di rumah sendirian," katanya.

Korban sendiri di sekitar tempat tinggalnya dikenal sebagai orang yang berkecukupan. Dari keterangan warga, korban memiliki dua orang anak angkat yang semuanya merupakan pejabat. Bahkan dari karangan-karangan bunga dan banyaknya warga yang melakukan takziah terlihat korban merupakan keluarga terpandang.

Ia mengatakan, dari hasil sementara pengecekan medis, korban tewas bersimbah darah karena luka tusukan senjata tajam diantaranya pada bagian punggung dan kepala.

"Korban diduga dibunuh 12 jam sebelum ditemukan pada Rabu (21/8) sekitar pukul 19.30 WIB. Kami juga telah meminta keterangan dari tiga orang saksi, yakni seorang pembantu Wiji berikut suaminya serta adik ipar korban, Satari yang pertama kali mengetahui korban tewas. Kami masih mkendalami keterangan dari saksi-saksi," katanya.

Sementara itu, seorang warga yang juga tetangga dekat korban, Ega mengungkapkan, korban itu kesehariannya baik di lingkungan masyarakat. Bahkan korban kerap melakukan ibadah sholat lima waktu di mushola kampung.

"Sebelumnya pada bulan puasa ketika saat korban sholat tarawih, ada warga yang melihat orang melompat pagar rumah korban. Kebetulan tetangga ada yang tahu dan diteriaki maling sampai dikejar-kejar tapi tidak tertangkap," katanya.

(V001)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024