Polda DIY selidiki kecelakaan maut Girimulyo

id kecelakaan maut Girimulyo

Polda DIY selidiki kecelakaan maut Girimulyo

Polda DIY melakukan olah tempat kejadian perkara kecelakaan maut di ruas jalan Sribut-Gua Kiskenda Girimulyo yang mengakibatkan tiga orang meninggal. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan penyelidikan kecelakaan minibus di ruas jalan Sribit-Gua Kiskendo di Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebabkan tiga orang meningal.

Pada kecelakaan Sabtu(30/8) sekitar pukul 17.30 WIB itu juga belasan orang luka ringan dan berat.

Kasubditbingakkum Ditlantas Polda DIY AKBP Dadiyo di Kulon Progo, Minggu mengatakan dilokasi kecelakaan yang mengakibatkan tiga orang penumpang tewas itu, petugas menemukan hitam samar yang diduga bekas pengereman minibus.

Garis samar tersebut memanjang sekitar 10 meter dari bagian atas jalan dan menyerong ke arah pinggiran tebing di mana minibusyang mengangkut 20 orang jemaah umat Buddha dari Gunungkelir, desa Jatimulyo, Girimulyo itu terguling.

"Dari penyelidikan di TKP, ada bekas mengerem dipermukaan aspal. Kami menduga minibus tersebut mengalami rem blong. Meski demikian, kami masih perlu menyelidiki lebih lanjut," kata Dadiyo.

Dia mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Dishbukominfo Kulon Progo untuk memeriksa kondisi kendaraan. Dari pengamatan secara kasat mata di lapangan, lanjutnya, minibus tersebut diketahui menggunakan ban vulkanisir pada satu roda belakang dan satu roda depan.

Di sisi lain, pihaknya juga menyoroti keadaan permukaan jalan yang berpasir setelah ada perbaikan jalan. Hal itu dimungkinkan juga menjadi faktor penyebab terjadinya kecelakaan maut tersebut.

"Yang jelas ini cukup membahayakan, orang mengerem pun pasti masih akan meluncur kalau jalannya berpasir gini. Ini kami sapu jalan supaya sedikit bersih dari pasir," katanya.

Keterangan sedikit berbeda diungkapkan sang sopir bus maut tersebut, Mujiyono (48), warga dusun Suruhan, Karangsari, Pengasih. Menurutnya, minibus yang dikemudikannya memang mengalami rem blong selepas tikungan dan mulai memasuki turunan tajam.

Dia mengatakan, di sebelah kiri jalan adalah jurang sehingga dirinya memutuskan untuk membanting setir ke kanan dan menabrakkan bus ke dinding tebing.

"Maksud saya, biar bisa mlipir di antara pinggiran jalan dan tebing. Tapi ternyata malah terguling," kata Mujiyono saat ditemui di ruang perawatan RSUD Wates.

Dia mengatakan saat kejadian, situasi belum gelap mengingat kejadian berlangsung saat sore hari. Mujiyono juga mengatakan sering melewati jalanan tersebut karena sudah beberapa kali dicarter oleh rombongan Umat Buddha dari Jatimulyo itu.

Lebih lanjut, ia mengatakan, sebelum kejadian naas tersebut, bus yang dikendarainya berjalan pelan karena akan disalip sebuah mobil patrol polisi dari belakangnya.

"Dari belakang ada mobil patroli ngedim mau nyalip terus saya jalan pelan sambil menepi. Setelah disalip, saya jalan lagi, remnya sudah sama sekali ngga ada," kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, minibus bernomor polisi AB 7276 AC itu terguling dan menyebabkan tiga orang penumpang yang masih berusia anak-anak tewas di tempat. Sementara, tiga penumpang termasuk sopir mengalami luka patah tulang dan belasan lainnya luka ringan.

Penumpang dilarikan ke RSUD Watesdan RSU PKU Nanggulan untuk mendapatkan perawatan.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo, usai menjenguk keadaan sopir minibus mengatakan, pihaknya akan mengusahakan bantuan kepada para korban melalui jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas) maupun jamkesda.

Pihaknya masih menugaskan jajarannya uintuk mendata setiap korban yang memiliki layanan jaminan kesehatan dan pengurusan asuransi jiwa.

(KR-STR)