Presiden jelaskan kebijakan lingkungan kepada Harrison Ford

id presiden

Presiden jelaskan kebijakan lingkungan kepada Harrison Ford

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (Foto ANTARA)

Jakarta (Antara Jogja) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan keseriusan Indonesia untuk melestarikan dan menyelamatkan lingkungan baik hutan maupun laut serta upaya mengatasi perubahan iklim kepada  bintang Hollywood Harrison Ford.

Bintang Hollywood itu  secara khusus mewawancarai Presiden di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa.

"Harison ford mewawancarai Presiden untuk film dokumenter yang temanya adalah bagaimana menjaga atau melestarikan lingkungan hidup guna menyelamatkan dunia dari perubahan iklim. Baru saja dilaksanakan, sekitar 30-40 menit," kata Juru bicara Presiden Julian A Pasha yang mendampingi Presiden Yudhoyono dalam proses wawancara itu.

Menurut Julian, Ford menanyakan kepada Presiden kebijakan Pemerintahan Indonesia terkait dengan isu pemeliharaan lingkungan dan upaya utuk mengatakasi perubahan iklim.

"Tadi disinggung hal-hal yang sifatnya lebih ke arah isu-isu strategis dan kebijakan pemerintah dalam hal mengelola, menangani dan menyelamatkan lingkungan di Indonesia karena Indonesia dianggap memiliki kontribusi besar bagi lingkungan global," katanya.

Julian menyebutkan proses wawancara berlangsung dengan baik dan penuh kesopanan sebagaimana protokoler seseorang yang bertemu dengan seorang presiden.

Menurut Julian wawancara berlangsung konstruktif. Sebelum melakukan wawancara, Ford yang mengenakan setelan jas hitam terlebih dulu menyampaikan surat pribadi yang intinya meminta izin wawancara kepada Presiden.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Presiden Yudhoyono bersedia turut ambil bagian dalam film dokumenter itu karena menilai film itu bersifat positif.
"Pembuatan film dokumenter itu sendiri yang ketahui sifatnya nirlaba dan memang ditujukan untuk kepentingan penyelamatan atau pelestarian hutan dan lingkungan dan juga untuk mengatasi perubahan iklim," katanya.

Pada kesempatan itu, kata Julian, Presiden menjelaskan bahwa upaya penyelamatan lingkungan tidak dapat dilakukan seorang diri, dan perlu dukungan berbagai pihak.

Sementara itu Ford, menurut Julian, juga menyampaikan temuannya di Taman Nasional Tesso Nillo Riau.

"Tapi tadi sudah dijelaskan, meskipun kita masih berusaha untuk melakukan penegakan hukum terhadap praktik-praktik yang tidak sesuai...ini akan terus dipertegas.

Tadi sewaktu bertemu dengan Kapolri ia mengingatkan agar jajaran kepolisian jangan segan dan ragu untuk bertindak tegas terhadap pihak-pihak yang tidak sejalan dengan lingkungan," katanya.

Harrison Ford yang dikenal melalui sejumlah film box office dunia antara lain Indiana Jones, Star Wars, dan Air Force One, itu berada di Indonesia bersama timnya untuk melakukan pengambilan gambar film dokumenter mengenai perubahan iklim yang dilaporkan berjudul "Years of Living Dangerously".

Film itu disebutkan merupakan produksi bersama antara James Cameron dan Arnold Schwarzenegger serta dijadwalkan tayang perdana pada April 2014.

Sebelumnya pada Senin (2/9) bintang berusia 71 tahun itu terlihat melakukan pengambilan gambar di sebuah kedai kopi di kawasan Jalan Sabang, Jakarta Pusat.

Ford yang Senin malam itu mengenakan kemeja biru dan celana hitam melakukan wawancara dengan Ketua Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto.

Sementara itu pada Senin (9/9), Ford bertemu dengan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang mengeluhkan sikap aktor Hollywood itu saat melakukan wawancara dengannya terkait proyek pembuatan film dokumenternya di Indonesia.

Menurut Zulkifli, ia mencoba menjelaskan kepada Ford bahwa penanganan kerusakan hutan di Indonesia ini bertahap. Kebijakan untuk menindak perambah tidak lagi dengan kekerasan, tapi dengan kesejahteraan seperti menyediakan lahan untuk usaha agar para perambah tidak lagi merambah hutan.

Namun, kata Zulkifli, tidak mudah menjelaskan hal itu kepada Ford. Ia juga mengaku tidak diberikan kesempatan untuk berdiskusi terlebih dulu dengan Ford sebelum pengambilan gambar. "Waktunya terbatas untuk menjelaskan saya hanya diberi kesempatan bicara satu-dua kalimat. Harusnya sebelum wawancara tadi, berdiskusi dulu, walaupun beda pengertian tapi bisa saling memahami. Tadi, saya langsung di-make up dan acting diwawancara," kata Menhut.
G003*S025


Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024