Petani Kulon Progo panen padi Melati Menoreh

id petani kulon progo

Petani Kulon Progo panen padi Melati Menoreh

Ilustrasi panen padi di Kulon Progo (Foto Antara/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Petani Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, panen perdana padi lokal wilayah setempat yakni Melati Menoreh dengan tingkat produksi 8,24 ton per hektare gabah kering panen.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi Harsono di Kulon Progo, Senin mengatakan, budidaya Melati Menoreh (Menur) mengalami kendala yakni adanya organisme pengganggu tanaman.

Namun, tambahnya, tetap bisa dilaksanakan panen dengan hasil setiap ubinan 2,5 x 2,5 meter persegi rata-rata 5,15 kilogram (kg) per ubin.

"Kalau dikonversi ke hektare ada 8,24 ton per hektare gabah kering panen," kata Bambang.

Menurut dia, produktivitas tanaman Padi Menur memang cukup bagus, hanya saja karena ini varietas lokal masih perlu dikaji, diteliti, diidentifikasi, kemudian nanti dilakukan pemurnian varietas.

"Harapannya, Padi Menur menjadi ikon Kulon Progo dan DIY akan didaftarkan menjadi varietas unggul. Kami sudah bekerjasama dengan BPSP DIY, BPTP DIY, FakultasPertanian UGM dan UMY untuk memperbaiki kondisi varietas dari jenis Padi Menur," kata Bambang.

Ketua Kelompok Tani Ngudi Rejeki, Ngipikrejo II, Ngatirin mengatakan saat ini luas sawah yang dikelola kelompok adalah 27 hektare yang dikerjakan 118 petani.

Untuk melaksanakan pertanian organik, petani sudah mengurangi pupuk buatan yang dulu per 1000 meter perseginmenggunakan 25-40 kg, sekarang hanya menggunakan 5 kg. Khusus Padi Menur, luas sawah yang digunakan untuk demplot adalah 20 hektare.

"Benih Padi Menur setiap satu batang memiliki anakan hingga 23 batang. Namun pada umur 30 hari ada serangan hama wereng yang cukup parah. Dengan budidaya dan bantuan instansi terkait, serangan tersebut dapat ditanggulangi denganpenyemprotan sehingga dalam waktu 15 hari dapat pulih dengan baik,"kata Ngatirin.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan pengembangan varietas Padi Menur dilakukan antara lain untuk mengatasi Asia Free Trade Area, dimana pada 2015 akan masuk pedagang Asing.

Kemandirian pangan adalah bidang yang penting, sebab Indonesia belum bisa mengejar kemandirian dalam bidang teknologi. Saat ini yang paling gampang adalah dalam bidang pangan. Hal ini dikarenakan bidang elektronik atau otomotif akan jauh mengejarnya.

"Dengan demikian, istimewanya bukan hanya rasanya tetapi juga ideologinya," kata dia.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024