Kulon Progo (Antara Jogja) - DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menilai penataan pedagang di Stasiun Wates oleh PT Kereta Api Indonesia belum mendesak mengingat jumlah penumpang di tempat tersebut tidak banyak.
Ketua DPRD Kulon Progo Ponimin Budi Hartono di Kulon Progo, Rabu, mengatakan penataan pedagang di kawasan Stasiun Wates oleh PT KAI sangat bagus, tapi belum mendesak dilakukan dalam waktu dekat.
"Saat ini, jumlah penumpang di Stasiun Wates tidak banyak. Selain itu, pedagang yang menempati kios-kios disampaing stasiun juga tidak mengganggu aktivitas di stasiun. Kami berharap, PT KAI melakukan peninjauan lagi," kata Ponimin.
Ia mengatakan jika PT KAI tetap melaksanaan penataan, sebaiknya ada solusi yang tepat bagi kalangan pedagang. Hal ini, untuk memberikan pelayanan kepada pedagang asongan yang puluhan tahun sudah berdagang di sekitar stasiun.
"Seyogyanya PT KAI tetap memberikan tempat bagi pedagang di sekitar Stasiun Wates. Sejauh ini, kami menilai, pegadang tidak merugikan pihak pengelola Stasiun Wates atau penumpang," katanya.
Hal yang sama diungkapkan anggota DPRD Kulon Progo Johan Arif Budiman bahwa penertiban pedagang asongan di Stasiun Wates harus disesuaikan dengan kearifan lokal.
"Informasinya, di Stasiun Wates akan dibangun toko jejaringan. Sehingga pedagang di sana sudah tidak boleh menempati kios-kios di sekitar stasiun. Intinya, kami mendukung PT KAI melakukan penertiban, tapi harus tetap memperhatikan kearifan lokal," kata dia.
Perwakilan pedagang Didik Purwanto mengatakan pihaknya telah melaporkan rencana penggusuran pedagang di Stasiun Wates ke Lembaga Ombusmen Daerah (LOD) DIY.
"Kami sebagai rakyat biasa selalu taat hukum dan sangat senang atas rencana penataan yang merupakan program PT KAI. Tetapi, kami mohon ada solusi tempat sementara tempat. Ini soal masa depan dan penghidupan keluarga sehari-hari," kata dia.
Asisten Manager Humas PT KAI Daops VI Sugeng Muji Wibowo mengatakan ada 11 pedagang yang menempati kios-kios di sekitar Stasiun Wates. PT KAI akan segera membongkor kios-kios tersebut selum 18 Januari 2014.
(KR-STR)
Berita Lainnya
Harga pangan di pasar tradisional Bantul relatif stabil
Rabu, 13 Maret 2024 23:56 Wib
Belum terkelola baik, empat juta pedagang retail tradisional Indonesia
Selasa, 12 Maret 2024 19:31 Wib
KPPU DIY mengingatkan pedagang beras tak ambil untung berlebihan
Selasa, 5 Maret 2024 11:21 Wib
Bantul memastikan stok beras di pedagang pasar cukup meski harganya naik
Minggu, 25 Februari 2024 15:41 Wib
TWC memberi pelatihan pemilahan sampah untuk pedagang di Candi Prambanan
Kamis, 15 Februari 2024 9:30 Wib
Pedagang Tanah Abang ngeluh, biaya retribusi tembus Rp1,4 juta
Kamis, 18 Januari 2024 4:42 Wib
Stok bahan pangan di Bantul dipastikan aman hadapi Natal dan Tahun Baru 2024
Kamis, 21 Desember 2023 14:11 Wib
Sleman selenggarakan pembinaan pedagang pasar tradisional
Jumat, 17 November 2023 15:30 Wib