Apikri: perajin kecil masih lemah dalam desain

id batik

Apikri: perajin kecil masih lemah dalam desain

Ilustrasi, perlu terbosan motif batik yang dapat diterima semua lapisan (Foto ANTARA/Noveradika)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Para perajin kecil di Indonesia dinilai masih lemah dalam desain produk kerajinan, sehinga sulit bersaing di pasar dalam negeri maupun luar negeri, kata Direktur Asosiasi Pengembangan Industri Kerajinan Rakyat Indonesia Amir Fanzuri.

"Padahal pengembangan desain kerajinan cukup penting, termasuk bagi perajin kecil.Pengembangan desai yang terus menerus akan berpengaruh terhadap keberlangsungan pasar," kata Direktur Asosiasi Pengembangan Industri Kerajinan Rakyat Indonesia (Apikri) Amir Fanzuri di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, sebagian besar perajin kecil memang memiliki kendala untuk melakukan pengembangan desain tersebut. Penyebabnya beragam, di antaranya terbatasanya pengetahuan pengembangan desain, modal, terjebak dalam memenuhi pemesan atau pembeli, sehingga tidak ada kesempatan untuk mengembangkan desain.

"Untuk memecahkan masalah tersebut, Apikri merintis keberadaan Rumah Desain Aipkri (RDA) yang didedikasikan untuk para perajin Indonesia yang ingin mengembangkan desain kerajinan mereka," kata Amir Fanzuri.

Ia mengatakan RDA didirikan atas kerja sama dengan Java Learning Centre (Javlec) dan Bank BNI 46, dengan memberikan `workshop` kepada para perajin dari seluruh Indonesia yang ingin belajar mengembangkan desain kerajinan mereka.

"Jadi, RDA diharapkan sebagai tempat pembelajaran pengembangan desain bagi perajin kecil di seluruh Indonesia," katanya.

Selain itu, kata dia, keberadaaan RDA yang berlokasi di jalan Imogiri Barat Km 4,5 tersebut, juga membantu anggota dan partisipan Apikri menyiapkan desain kerajinan pemasaran di luar negeri khususnya Amerika Serikat.

"Kami berharap produk kerajinan tersebut menjadi tren pasar di Amerika Serikat pada musim gugur dan semi 2014," katanya.

(H008)
Pewarta :
Editor: Regina Safrie
COPYRIGHT © ANTARA 2024