Pakar: perguruan tinggi harus berpikir universal

id pakar: perguruan tinggi

Pakar: perguruan tinggi harus berpikir universal

Ilustrasi (Foto fitb.itb.ac.id)

Jogja (Antara Jogja) - Kalangan perguruan tinggi harus berpikir universal menghadapi berbagai perubahan pada era millennium, kata pakar pendidikan dari INTI-Laureate International Universities Malaysia Ibrahim Ahmad Bajunid.

"Dengan berubahnya masyarakat pada era millennium, institusi tersebut akan mempunyai peran baru, salah satunya adalah kebijakan untuk bekerja sama dengan dunia industri," katanya di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rabu.

Pada International Conference on Educational Research dan Innovation (ICERI) 2014, ia mengatakan hal itu mempunyai implikasi perguruan tinggi harus meluluskan alumni yang siap kerja.

"Untuk itu diperlukan kurikulum yang berafiliasi pada dunia industri, kurikulum yang berbasis pada potensi siswa yang memberi perhatian pada pendidikan intelegensia, dan kompetensi yang berhubungan dengan dunia kerja," katanya.

Rektor UNY Rochmat Wahab mengatakan riset merupakan salah satu agenda penting dari tiga hal yang harus dilakukan akademisi.

"Penelitian dosen merupakan usaha sistematis untuk menjawab beberapa pertanyaan. Dimulai dari mengumpulkan dan menganalisis data hingga menemukan dan mengembangkan pengetahuan melalui metode ilmiah," katanya.

Peneliti dari Australian Council for Educational Research, Elizabeth Hartnell-Young mengatakan penelitian menunjukkan bahwa guru, peneliti, sekolah, dan sistem pembelajaran akan lebih bijaksana bila fokus pada pertumbuhan siswa, kelas, dan peringkat sekolah.

"Dalam konteks itu yang perlu dilakukan adalah peningkatan pembelajaran, berbagi pengalaman antarsekolah, dan mengembangkan kemitraan dengan peneliti," katanya.

Ketua Pelaksana ICERI Widarto mengatakan konferensi itu memberikan kesempatan bagi guru, dosen, praktisi pendidikan, mahasiswa, dan para pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan temuan penelitian yang relevan untuk mengembangkan praktik pendidikan yang tidak hanya fokus pada produk, tetapi juga proses.

"Konferensi bertujuan untuk mengembangkan ilmu dan kebijakan pendidikan, inovasi dalam metode penelitian. Selain itu juga melakukan `networking` antarlembaga yang berfokus pada diskusi empat pilar pendidikan yakni dinamika kelas, pelatihan guru, belajar siswa, dan metode pengajaran," katanya.

(B015)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024