Gubernur: hari jadi Sleman momentum kembangkan potensi

id Hari jadi Sleman

Gubernur: hari jadi Sleman momentum kembangkan potensi

sri sultan hb x (( antaranews.com))

Sleman (Antara Jogja) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengharapkan Hari Jadi Ke-98 Sleman menjadi momentum untuk mengembangkan potensi yang dimiliki daerah tersebut guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

"Hari jadi ini menjadi momentum kebangkitan daerah untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat," kata Sri Sultan dalam sambutan tertulis yang dibacakan Bupati Sleman Sri Purnomo pada Puncak Acara Hari Jadi Ke-98 Sleman di Lapangan Denggung, Rabu.

Dalam sambutan berbahasa Jawa tersebut, Sultan mengatakan bahwa otonomi daerah yang telah berjalan saat ini menjadi paradidma baru dalam pemerintahan daerah.

"Paradigma ini harus dimaknai untuk menciptakan pemerintahan daerah yang baik dan bersih untuk mewujudkan harapan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Rangkaian acara puncak Hari Jadi Sleman diawali dengan Sidang Istimewa DPRD Sleman pada pukul 12.00 WIB dan dilanjutkan dengan Kirab Bedho Projo pukul 13.00 WIB dari Pendopo Ambarukmo (eks-Pemerintahan Sleman) menuju Lapangan Mlati dan dilanjutkan ke Alun-Alun Denggung.

Pada pukul 14.00 WIB, dilakukan upacara pengambilan Tombak Kyai Turun Sih, Pusaka Lambang Kebesaran Sleman pemberian Sri Sultan HB X, disertai dengan umbul-umbul Mego Ngapak dan lambang Kabupaten Sleman dari Pendopo Parasamnya Sleman yang akan dikirab menuju Alun-Alun Denggung, tempat upacara puncak Hari Jadi Ke-98 Sleman.

Ikut dikirab Penghargaan "Samkaryanugraha Parasamya Purna Karya Nugraha" yang dibawa oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Kabupaten Sleman menuju Lapangan Denggung untuk upacara itu.

Upacara itu, diikuti PNS Pemkab Sleman dengan menggunakan busana kebaya sebagai adat Jawa bagi PNS perempuan dan untuk PNS laki-laki memakai Surjan Mataraman Jangkep.

Selain itu, diikuti Bregodo Pasukan dari 17 kecamatan se-Kabupaten Sleman dan Bregodo Upacara Adat se-Kabupaten Sleman dengan menggunakan pakaian keprajuritan masing-masing.

Dalam upacara itu, juga dimeriahkan dengan Repetoar Tari Kidung Sembada oleh 48 penari yang mengisahkan suatu jembatan yang terlampaui, perbedaan yang tak pernah jadi masalah.

Lambang kebersamaan yang berkibar di sudut keramaian dan menjadi simbol akan kearifan budaya lokal. Bumi Sleman yang subur kembali dalam panji-panji gemah ripah loh jinawi, alam yang kembali menghijau adalah suatu kerinduan setiap insan dalam lantunan "Kidung Sembada, Bersatu Slemanku".

Meskipun diguyur hujan deras saat pertengahan upacara, kegiatan dapat berlangsung dengan khidmat, dengan seluruh peserta upacara tetap bertahan hingga selesai.

(V001)
Pewarta :
Editor: Mamiek
COPYRIGHT © ANTARA 2024