Disbudparpora Kulon Progo gelar Festival Kesenian Rakyat

id disbudparpora kulon progo

Disbudparpora Kulon Progo gelar Festival Kesenian Rakyat

Ilustrasi kesenian tradisional "jatilan" (Foto visiting-kulonprogo.blogspot.com)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyelenggarakan Festival Kesenian Rakyat 2014 dalam rangka melestarikan, membina, menggali dan mengembangkan potensi seni budaya setempat.

Ketua Festival Kesenian Rakyat Kulon Progo (FKRKP) Joko Mursito di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan kegiatan ini untuk menggali ide kreatif dan apresiasi masyarakat dalam menciptakan karya seni, meningkatkan kecintaan dan kepedulian masyarakat terhadap pelestarian dan pengembangan seni budaya.

"Hal mendasar FKRKP yakni memberikan ruang ekspresi dan kreasi bagi seniman dan seniwati yang ada di Kulon Progo, menjalin tali silaturahmi dan komunikasi masyarakat," kata Joko.

Selain itu, lanjur Joko, FKRKP sebagai wadah menanamkan rasa cinta tanah air dan meningkatkan wawasan kebangsaan untuk membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa serta sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan pembinaan seni budaya bagi masyarakat.

"Keanekaragaman seni budaya yang tumbuh dan berkembang di Kulon Progo merupakan salah satu kekayaan daerah ini yang harus dilestarikan, dibina dan dikembangkan sebagai potensi yang sangat berharga untuk kemajuan dan perkembangan pembangunan," kata Joko.

Dia mengatakan seni dan budaya daerah sudah sewajarnya menjadi salah satu wujud kebanggaan dan kecintaan segenap warga Kulon Progo sebagai bagian dari Bangsa Indonesia.

Menurut Joko, kecintaan dan rasa bangga pada seni dan budaya daerah ini akan membentuk karakter warga Kulon Progo menjadi lebih sensitif atau lebih peka, lebih peduli dan dinamis dalam gerak dan dinamika daerah.

Ia mengatakan ada satu aporisma yang sangat populer mengatakan "untuk menghancurkan sebuah bangsa, hancurkanlah budaya dan ingatan mereka terhadap sejarah". Kutipan aporisma dan pendapat di atas secara tidak langsung ingin menyampaikan bahwa budaya dan sejarah adalah benteng terakhir dari eksistensi bangsa dan kebanggaan suatu bangsa.

"Rasanya aporisma dan pendapat tersebut juga sangat tepat untuk menjadi refleksi bersama yang membungkus aktivitas seni budaya di Kulon Progo," kata dia.

Dia mengatakan FKRKP akan menampilkan 12 grup kesenian, masing-masing merupakan perwakilan dari 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Kulon Progo.

Adapun 12 grup kesenian tersebut yakni Naluri Calung dari Pulo, Gulurejo, Lendah; Bangilun dari Plono Barat, Pagerharjo, Samigaluh; Rodat Al Mubarokah dari Kuwirun, Kulwaru, Wates; Topeng Ireng Cahyo Kawedar dari Kliwonan, Banjarharjo, Kalibawan; Jathilan Langen Kudo Budoyo dari Tegalrejo, Hargowilis, Kokap; Jathilan Puspito Kridho Manunggal dari Jatikontal, Temon weton, Temon.

Selain itu, Sanggar Bodronoyo dari Ngrancah, Pendoworejo, Girimulyo; Tari Kreasi Sekar Kemuning dari Pedukuhan II, Brosot, Galur; Jathilan Laras Sido Dadi dari Tayuban I, Rt 01 Rw 01, Panjatan; Jathilan Kudho Bayu Manunggal dari Ngaglik, Sukoreno, Sentolo; Karawitan Lestari Budhoyo dari Cumethuk, Kedungsari, Pengasih; dan Kubro Tani Siswo dari Karangwetan, Donomulyo, Nanggulan.

"Kegiatan ini merupakan salah satu wadah dalam upaya memberikan ruang kepada seniman dan budayawan yang ada di Kabupaten Kulon Progo untuk berekspresi, berkreativitas dan berkompetisi secara sportif," katanya.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024