Bantul (Antara Jogja) - Kelompok Tani wilayah Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan pertanian padi organik guna menghasilkan beras yang sehat dan berkualitas.
"Petani di daerah ini telah mengembangkan pertanian organik sejak 2008 dengan awalnya pada lahan seluas 0,5 hektare, namun hingga kini sudah ada 30 hektare padi organik," kata Koordinator Penyuluh Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Sewon, Bantul, Rita Tri Purwaningsih, Rabu.
Menurut dia, dengan pertanian padi organik dapat dihasilkan beras sehat dan bermutu tinggi, karena selama masa pemupukan dan perawatan tidak menggunakan pupuk kimia, melainkan menggunakan pupuk organik dan kompos.
"Beras sehat kualitasnya lebih baik dibanding beras biasa, harga jual di pasaran mencapai Rp10 ribu sampai Rp11 ribu per kilogram, namun kalau sampai pasar modern bisa di atas Rp12 ribu per kilogram, kalau beras biasa paling Rp8 ribu per kilogram" katanya.
Namun demikian, kata dia dalam pencapaian produksi, hasil panen pertanian organik hanya berkisatar enam ton gabah kering giling (GKG) per hektare, atau lebih rendah dibanding dengan padi biasa atau penggunaan pupuk campuran yang bisa delapan ton per hektare.
"Capaian produksi beras sehat memang kurang maksimal karena harus didukung dengan kualitas air bersih, penggunaan pupuk yang harus difermentasi dengan bahan-bahan nonkimia, itu yang selama ini menjadi kendala," katanya.
Sementara itu, kata dia di wilayah Kecamatan Sewon yang terdiri lima desa terdapat lahan pertanian seluas sekitar 1.300 hektare, dengan hamparan paling luas di Desa Pendowoharjo yang memang sebagian wilayahnya termasuk dalam zona hijau.
Pada 2014 ini, pihaknya mentargetkan produksi beras di wilayah Sewon mencapai 17 ribu ton sebagai upaya mendukung program peningkatan produksi beras nasional (P2BN) untuk mewujudkan ketahanan pangan.
"Kami akan terus berupaya mempertahankan produksi beras, syukur-syukur produksinya bisa lebih besar, termasuk produksi beras sehat ini, mengingat beras ini juga menjadi salah potensi unggulan di sektor pertanian Sewon," katanya.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
Yogyakarta memperoleh danais Rp100 juta per kelurahan untuk olah sampah
Kamis, 22 Februari 2024 1:28 Wib
Plasma ozon mampu tingkatkan kualitas produk
Jumat, 24 November 2023 6:59 Wib
Kabupaten Sleman menuju daerah lumbung pangan sehat
Selasa, 21 November 2023 13:08 Wib
Pemkab Gunungkidul serahkan bantuan alat pembuat pupuk organik kepada peternak
Selasa, 24 Oktober 2023 15:01 Wib
Pulau organik Bali jadikan lebih mahal di kalangan turis
Jumat, 20 Oktober 2023 6:36 Wib
Sleman meluncurkan pengembangan pertanian organik berbasis komunitas
Rabu, 18 Oktober 2023 21:38 Wib
Ganjar-Jimmy Hantu Foundation bahas pangan
Jumat, 13 Oktober 2023 6:57 Wib
Pemkab Bantul ajak masyarakat gunakan barang produk kerajinan bambu
Senin, 2 Oktober 2023 13:27 Wib