Disperindagkop Bantul minta masyarakat waspadai daging gelonggongan

id daging gelonggongan

Disperindagkop Bantul minta masyarakat waspadai daging gelonggongan

Petugas gabungan memeriksa daging di Pasar Wates, DIY (Foto ANTARA/Mamiek)

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta masyarakat di daerah itu mewaspadai daging gelonggongan yang mungkin marak peredarannya menjelang Lebaran 2014.

"Saat menjelang Lebaran ini sangat marak daging gelonggongan, makanya ini yang perlu diwaspadai masyarakat, karena dari segi aspek kesehatan itu jelas tidak terjamin," kata Kepala Disperindagkop Bantul Sulistyanto di Bantul, Sabtu.

Menurut dia, daging gelonggongan atau daging, terutama sapi yang sebelum dipotong digelonggong dengan air tersebut biasanya berasal dari luar wilayah Bantul, dan harga jualnya lebih murah dibanding harga daging sapi normalnya.

"Kalau untuk sapi lokal saya bisa menjamin, namun yang datang dari luar wilayah ini yang perlu diwaspadai, masyarakat bisa lebih berhati-hati dalam memilih, misalnya kalau harganya murah justru patut dicurigai," katanya.

Untuk mengantisipasi peredaran daging gelonggongan ini, kata dia, pihaknya akan mengintensifkan pengawasan daging menjelang Lebaran, terhadap pasar-pasar yang mungkin kemasukan daging gelonggongan.

"Tentunya kami meminta masyarakat khususnya pedagang janganlah menjual daging yang kurang layak, dengan memanfaatkan Lebaran untuk meraup untung sebesar-besarnya yang justru merugikan konsumen," katanya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Daging Sapi Segoroyoso (APDSS) Bantul, Ilham Ahmadi meminta kepada semua anggota asosiasi, pedagang daging sapi jangan manfaatkan kesempatan dengan menjual daging tidak sehat dan atau tidak layak konsumsi.

"Kami mohon seluruh anggota asosiasi, pengecer untuk jaga kondisifitas usaha agar jangan menjual daging campur gelonggongan, karena sebagai asosiasi kami punya tanggung jawab moral baik kepada masyarakat dan pemerintah," katanya.

Sebab, kata dia, selain tidak sehat dan merugikan konsumen, di sisi lain juga dari segi hewan, upaya seperti itu sudah tidak berkeprihewanan karena tidak menerapkan pola asuh yang baik.

"Kami harapkan dinas lebih intensif dalam pengawasan daging gelonggongan, dan perlu tindakan tegas terhadap pelaku, karena tidak menutup kemungkinan bahwa gelonggongan itu ada, dan orang-orangnya itu-itu saja," katanya.

(KR-HRI)