Ekonom: pengendalian jumlah penduduk jaga stabilitas ekonomi

id ekonom ugm tony

Ekonom: pengendalian jumlah penduduk jaga stabilitas ekonomi

Universitas GAdjah Mada Yogyakarta (istimewa)

Jogja (Antara Jogja) - Keberhasilan pengendalian jumlah penduduk menjadi kunci menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga hal itu perlu diupayakan oleh pemerintahan mendatang, kata ekonom Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Tony Prasetyantono.

"Presiden Jokowi perlu lebih berkonsentrasi soal itu karena tantangan ekonomi pada masa mendatang akan lebih besar," kata Tony di Yogyakarta, Kamis.

Meskipun dampaknya tidak dirasakan secara langsung, menurut dia, optimalisasi pengendalian jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Dia menilai hingga saat ini pemerintah masih kurang optimal memberikan penekanan dalam pengendalian itu. Mekanisme pengendalian jumlah penduduk melalui program keluarga berencana (KB) selama ini telah berlangsung, namun masih belum sepenuhnya dipatuhi.

Ia berharap program KB dapat secara gencar kembali dikampanyekan seperti zaman pemerintahan Presiden Soeharto.

"Sejak reformasi kita menjadi lengah soal kependudukan," kata dia.

Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengatakan, optimalisasi pengendalian jumlah penduduk melalui program KB perlu menjadi prioritas guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hingga kini masih di bawah enam persen.

Sementara itu, apabila upaya penerapan pengendalian jumlah penduduk pada pemerintahan mendatang masih lemah dilakukan, maka menurut dia, secara langsung akan berdampak pada melonjaknya angka pengangguran dan kemiskinan karena tidak sesuai dengan kebutuhan sumber daya manusia (SDM).

Selain soal mengendalikan pertumbuhan penduduk, menurut dia, pemerintahan mendatang juga memiliki kewajiban untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.

"Peningkatan kualitas SDM penting diupayakan untuk menghadapi persaingan ekonomi global memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015," katanya.

Apalagi Krisis finansial yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, juga masih akan mamberikan dampak jangka panjang pada perekonomian di Indonesia.

(KR-LQH)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024