Masyarakat Kulon Progo kembangkan tanaman kopi

id masyarakat kulon progo

Masyarakat Kulon Progo kembangkan tanaman kopi

Ilustrasi (Foto antaranews.com)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Kalangan masyarakat di Dusun Nglinggo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan tanaman kopi dengan luas lahan 25 hektare, yang berdampak terhadap pingkatan pendapatan masyarakat.

Ketua Kelompok Tani Mekar Tani Nglinggo Teguh Kumoro di Kulon Progo, Jumat mengatakan masyarakat Nglinggo membudidayakan tanaman kopi jenis Arabika dan Robusta.

"Pada 2010, Pemkab Kulon Progo memberikan bantuan berupa 25 ribi bibit kopi arabika. Sekarang, tanaman kopi bantuan itu sudah tumbuh baik, dengan produktifitas mencapai lima ton per tahun. Harga jualnya juga sangat stabil yakni Rp 20 ribu per kilogram," kata Teguh.

Ia mengatakan Dusun Nglinggo, Kecamatan Samigaluh ini memang sangat cocok untuk budi daya tanaman kopi, berada di dataran tinggi sekitar 800 di atas permukaan laut (dpl), membuat tanaman kopi mampu tubuh dan berbuah sempurna. Sementara itu, salah satu keunggulan kopi produksi warga Samigaluh yakni cita rasa yang khas.

Masyarakat Nglinggo terus berkomitmen membudidayakan kopi secara organik. Berkebun kopi, bagi warga Samigaluh bukan hal yang baru. Sebab, sejak jaman dulu warga sudah membudidayakan kopi. Kopinya pun rasanya nikmat.

Dia mengatakan petani kopi di daerah itu sebetulnya bermimpi bisa memproduksi kopi secara masif dan banyak, namun dengan semangat mempertahankan pola organik, warga juga cukup detil dalam melindungi atau mempertahankan cita rasanya.

"Kami mengguakan pupuk organik tanpa campuran bahan kimia sedikitpun. Semua itu juga atas ajuran pemerintah," katanya.

Kabid Perkebunan Dispertan Kulon Progo Tri Widi Astuti mengatakan budi daya kopi secara organik memang membutuhkan kesabaran dan keuletan. Khususnya saat melihat produktifitas kopi yang lambat.

Ia mengatakan kopi dari Samigaluh ini memang tergolong andalan di Kulon Progo, kendati ada beberapa kecamatan yang juga membudidayakan kopi seperti di Kecamatan Girimulyo, Pengasih, dan Nanggulan.

"Produksi kopi di Kulon Progo tidak stabil dan sangat bergantung pada luas panen. Hal itu tidak terlepas dari pola tanam organik. Saat ini, setiap hektare lahan kopi baru menghasilkan sekitar 8,5 kuintal padahal potensi panen kopi di Kulon Progo dapat mencapai 14 kuintal per hektare," katanya.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024