Yogyakarta tunggu koordinasi BBM dari Pertamina

id spbu

 Yogyakarta tunggu koordinasi BBM dari Pertamina

BBM Bersubsidi (Foto Antara/doc)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta menunggu koordinasi dari PT Pertamina terkait realisasi kuota bahan bakar minyak bersubsidi untuk wilayah tersebut.

"Kami sangat berharap segera ada koordinasi dengan PT Pertamina untuk mengetahui realisasi kuota bahan bakar minyak (BBM) di Kota Yogyakarta," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, distribusi BBM bersubsidi di Kota Yogyakarta hingga saat ini masih tetap lancar dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Namun demikian, Suyana belum bisa memastikan ketersediaan bahan bakar minyak bersubdidi untuk Kota Yogyakarta pascapembatasan yang kemudian menimbulkan gejolak di masyarakat pada akhir Agustus.

"Apakah tetap ada pembatasan atau pengaturan distribusi yang dilakukan Pertamina atau tidak. Kami pun tidak bisa memastikannya. Namun, distribusi di pom bensin tetap lancar," katanya.

Berdasarkan acuan kuota BBM bersubsidi untuk Kota Yogyakarta, ketersediaannya hanya cukup hingga 17 Desember.

Sementara itu, Assistant Manager External Relations PT Pertamina DIY-Jawa Tengah Robert MV Dumatubun mengatakan, stok bahan bakar minyak tetap mencukup.

"Kami akan menyediakan BBM bersubsidi sesuai penugasan dari pemerintah," katanya.

Ia mengatakan, PT Pertamina tetap akan melakukan kontrol distribusi BBM bersubsidi dan berharap ada perubahan pola konsumsi yang dilakukan masyarakat sehingga kuota tersebut cukup hingga Desember.

Rata-rata konsumsi premium di DIY dan Jawa Tengah berfluktuasi antara 8.000 kiloliter hingga 9.000 kiloliter per hari, sedangkan solar antara 5.000 kiloliter hingga 6.000 kiloliter per hari.

"Kami tetap melakukan evaluasi dan kontrol. Dimungkinkan juga akan ada pengalihan kuota dari daerah yang realisasinya rendah ke wilayah yang realisasinya tinggi," katanya.

Berdasarkan data, konsumsi BBM bersubsidi di DIY dan Jawa Tengah hingga akhir Oktober mencapai sekitar 85 persen hingga 90 persen. "Pada prinsipnya, BBM tetap ada. Jika BBM bersubsidi habis, maka BBM non subsidi masih akan tetap tersedia," katanya.

(E013)

Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024