Yogyakarta (Antara Jogja) - Bayi yang tidak mendapatkan air susu ibu mempunyai risiko terjangkit pneumonia, kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan HM Subuh.
"Pneumonia adalah penyakit radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri. Pneumonia adalah penyakit mematikan bagi balita," katanya pada seminar `Selamatkan Anak dari Pneumonia`, dalam rangka Hari Pneumonia Sedunia 2014, di Yogyakarta, Sabtu.
Ia mengatakan pneumonia adalah pembunuh utama balita di dunia. Korban pneumonia lebih banyak dibandingkan dengan gabungan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan tuberkulosis.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun diperkirakan 1,1 juta balita di dunia meninggal karena pneumonia, sebanyak 99 persen terjadi di negara berkembang.
"Sekitar 60 persen kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri, sedangkan di negara maju umumnya disebabkan oleh virus," katanya.
Ia mengatakan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa insiden pneumonia di Indonesia pada balita adalah 1,8 persen. Angka ini menurun dibandingkan angka pada 2007, yakni 2,1 persen.
"Ada beberapa faktor risiko terjadinya pneumonia pada balita antara lain bayi yang tidak mendapatkan ASI, bayi dengan berat badan lahir rendah, bayi yang tidak mendapat imunisasi terhadap penyakit yang terkait dengan pneumonia," katanya.
Selain itu adanya polusi udara dalam rumah, tinggaldi lokasi yang padat penduduk, dan keluarga yang tidak berperilaku hidup bersih dan sehat.
"Pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian pneumonia sejak beberapa dasawarsa lalu," katanya.
Menurut dia, upaya itu mencakup pengendalian faktor risiko pneumonia yang diperkuat dengan pencegahan dan pengendalian pneumonia balita yakni peningkatan gizi masyarakat termasuk promosi ASI dan pencegahan bayi dengan berat badan lahir rendah.
Upaya lain adalah pelaksanaan program imunisasi termasuk imunisasi campak, difteria, pertusis, dan hemofilus influenza Tipe B, penyehatan lingkungan termasuk upaya pencegahan polusi dalam rumah serta upaya permukiman sehat dan kawasan sehat.
Ia mengatakan upaya itu diperkuat dengan promosi berhenti merokok dan perluasan kawasan tanpa rokok, penemuan dan tata laksana pneumonia balita yang diperkuat dengan penemuan kasus sedini mungkin, pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di puskesmas.
Selain itu, penyediaan obat dan peralatan di seluruh puskesmas termasuk puskesmas di daerah terpencil dan promosi kesehatan tentang deteksi dini pneumonia dan pentingnya berobat segera.
"Upaya lain adalah pelaksanaan promosi kesehatan yang difokuskan pada mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari dan seumur hidup," katanya.
(B015)
Berita Lainnya
Pameran seni "Cover Up" gunakan APK bekas
Sabtu, 30 Maret 2024 20:20 Wib
Objek wisata sediakan buku di pojok baca untuk wisatawan
Jumat, 29 September 2023 6:46 Wib
Pengamat UGM: Parpol baru tidak ada yang menawarkan ideologi alternatif
Kamis, 12 Januari 2023 23:41 Wib
Pemkab Sleman hibahkan pojok baca untuk meningkatkan budaya membaca
Rabu, 21 Desember 2022 19:27 Wib
Perpusnas dukung minat baca warga
Kamis, 10 November 2022 3:47 Wib
Pojok Baca Cindelaras dibuka di Lapas Perempuan Yogyakarta
Rabu, 18 November 2020 19:04 Wib
UWM meluncurkan kanal "Kutunggu di Pojok Ngasem"
Jumat, 11 September 2020 23:29 Wib
Yogyakarta hadirkan Pojok Baca Cantika di Klenteng Poncowinatan
Selasa, 11 Agustus 2020 16:29 Wib