Sleman terus berupaya tekan penambahan ODHA

id sleman terus berupaya

Sleman terus berupaya tekan penambahan ODHA

Ilustrasi (Foto antaranews.com)

Sleman (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus berupaya menekan pertambahan jumlah orang dengan HIV/AIDS melalui sinergi pencegahan bersama lembaga swadaya masyarakat, swasta, dan berbagai elemen masyarakat.

"Kami minta masyarakat Sleman untuk tetap waspada dan ikut aktif berupaya menghentikan pertambahan kasus orang dengan HIVAIDS (Odha)," kata Bupati Sleman Sri Purnomo pada Peringatan Hari AIDS, Jumat.

Hasil data terakhir Maret 2014 di Kabupaten Sleman tercatat ada 574 kasus dengan rincian penderita HIV 317 dan penderita yang sudah masuk ketahapan AIDS ada 257, di mana peningkatan kasus ini yang paling banyak pada usia 15 hingga 49 tahun.

Menurut dia, peringatan Hari AIDS ini merupakan upaya untuk menjalin kebersamaan, kekompakan, dan saling bersinergi dalam gerakan penanggulangan HIV/AIDS.

"Dengan gerakan secara bersama-sama, terkoordinasi dan saling bersinergi maka upaya menghentikan pertambahan kasus HIV/AIDS dapat lebih efektif. Karena itu kami mengajak para generasi muda, instansi pemerintah, swasta, LSM serta seluruh masyarakat Sleman untuk bersama-sama berupaya menghentikan pertambahan kasus HIV/AIDS," katanya.

Ia mengatakan, penanggulangan HIV yang dilaksanakan selama ini ternyata masih belum berhasil menghambat laju penularan HIV/AIDS khususnya penularan melalui hubungan seks dan injeksi pemakai narkoba suntik.

"Laporan KPA DIY jumlah penderita HIV/AIDS dari tahun ke tahun terus menurun," katanya.

Sri Purnomo mengatakan, kondisi ini perlu gerakan sadar HIV/AIDS sejak dini, memberikan pemahaman yang komprehensif dan detail tentang HIV/AIDS sejak dini kepada para remaja, dan juga ibu hamil.

"Dengan pemahaman yang komprehensif, masyarakat akan tahu bagaimana sebenarnya penyebaran HIV/AIDS sehingga di masyarakat tidak akan muncul kekawatiran berlebihan terhadap HIV/AIDS," katanya.

Ia mengatakan, ketidaktahuan tentang HIV/AIDS justru akan berakibat negatif khususnya pagi penderita. Selama ini di masyarakat cenderung menyingkirkan mereka dan memberikan stigma negatif kepada meraka.

"Para penderita Aids adalah manusia biasa yang butuh empati dan dukungan moral dari lingkungan. Dengan pemahaman yang komprehensif tentang HIV/AIDS, kita akan menjadi lebih berempati terhadap penderita AIDS sehingga secara tidak langsung, kita turut serta meringankan beban penderita HIV/AIDS," katanya.

Selain itu, kata dia dengan pemahaman yang komprehensif dan detail tersebut, akan menjadi tahu bagaimana sebenarnya penularan HIV/AIDS.

"Dengan pemahaman seperti itu maka masyarakat bisa membentuk manajemen diri agar diri mereka, keluarga, dan lingkungan, tidak tertular HIV/AIDS ini. Dengan demikian kita turut dalam gerakan penanggulangan HIV/AIDS," katanya..

Acara yang dihadiri Bupati, Sekda, SKPD, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Kalapas Sleman, LSM, Persatuan Waria, Remaja dan masyarakat peduli AIDS tersebut diakhiri dengan pelepasan Balon Berhadiah oleh Bupati Sleman, Senam Flas Mob Remaja Peduli AIDS dan Pertandingan bola Voli Waria VS Pegawai Kabupaten Sleman.

(V001)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024